Jakarta, Gatra.com- Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Juni 2019, BI mempertahankan bunga acuan di level 6%. Namun Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, terbuka peluang penurunan suku bunga acuan dalam beberapa waktu ke depan.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia, Fabio Kacaribu merespon kemungkinan tersebut. Menurutnya, diperlukan langkah menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia. Resiko perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan berlanjutnya perang dagang AS-Cina menyebabkan bank sentral memangkas suku bunga acuannya dalam beberapa pekan terakhir.
Berdasarkan analisis makroekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, efek pemangkasan suku bunga menyebabkan perbedaan imbal hasil positif. Semakin menarik aset denominasi rupiah terhadap aset mata uang lain. Kemudian mendorong investor kembali memasuki pasar keuangan domestik.
“ Bank Indonesia perlu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. BI bisa memulai pelonggaran kebijakan moneternya,” katanya melalui rilis yang diterima Gatra.com, Jumat (21/6).
Ia berujar adanya perbaikan peringkat tersebut diprediksi semakin memperkuat kepercayaan investor pada pasar Indonesia, memberi ruang bagi BI untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Lebih dari itu, sinyal penurunan suku bunga the Fed yang semakin kuat dalam tiga bulan ke depan dapat menjadi acuan BI untuk menurunkan suku bunga acuannya bulan ini sebesar 25bps.