Batanghari, Gatra.com - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Syamral Lubis, mengatakan ada tiga titik api atau hotspot ditemukan petugas BPBD terhitung Januari-Mei 2019.
"Tiga titik api ini muncul di Desa Senami Kecamatan Muara Bulian tanggal 8 Januari 2019, Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi tanggal 10 Maret 2019 dan Desa Bungku Kecamatan Bajubang tanggal 8 Mei 2019," kata Syamral dikonfirmasi Gatra.com, Kamis (20/6).
Syamral bilang titik api dalam wilayah Desa Senami muncul pada koordinat 01.80575-103.18188 dan membakar empat hektar lahan. Kemudian titik api dalam wilayah Desa Pelayangan muncul pada koordinat 1030910-1.6469 dan membakar tiga hektar lahan.
"Sedangkan titik api dalam wilayah Desa Bungku muncul pada koordinat 1033783-2.2724 dan membakar empat hektar lahan," ujarnya.
BPBD Kabupaten Batanghari memprediksi, titik api Desa Senami berasal dari puntung rokok yang dibuang masyarakat dan merembet ke semak Taman hutan raya (Tahura) Senami. Sementara titik api Desa Pelayangan diprediksi akibat masyarakat buka kebun sekitar tiga hektar dan titik api di Desa Bungku akibat di bakar perambah.
"Kita telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan TNI, namun belum menemukan perambah," katanya.
BPBD Kabupaten Batanghari awal Juni telah melakukan rapat koordinasi tentang penanganan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Sesuai dengan prediksi BMKG yang disampaikan kepada BPBD se-Provinsi Jambi, prediksi kemarau pada awal Juni.
"Sehingga kita telah mempersiapkan penanganan Karhutla. Harapan kita tidak terjadi sepeti 2015. Kita telah imbau kepada masyarakat agar jangan membakar kalau mau membuka lahan perkebunan," ujarnya.
Meski tidak masuk musim kemarau, Syamral mengimbau, masyarakat harus memperhatikan lingkungan belakang rumah saat membakar sampah. "Jangan sampai di belakang rumah banyak belukar, kemudian masyarakat tetap membakar sampah sembarangan," ucapnya.