Jakarta, Gatra.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menuturkan pemerintahan Jokowi tengah mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) rezim otoriter. Ia menilai pembangunan infrastruktur, mestinya bisa digarap saat rezim orde baru.
"Pak Jokowi itu menyelesaikan PR rezim otoriter, membangun fisik. di mana-mana. Semua negara besar banyak membangun infrastruktur fisik. Itu selalu pada periode otoriter dan totaliter," ujar Budiman setelah mengisi sebuah acara diskusi di kawasan Menteng, Kamis (20/6).
Budiman kemudian membandingkan dengan negara lain yang membangun infrastruktur saat dalam rezim otoriter. Ia menyebut Jerman, Rusia dan Korea, infrastrukturnya dibangun saat diktator masih berkuasa.
"Indonesia 32 tahun orde baru cuma kebangun 60 km Jagorawi. Kita sudah memberikan kebebasan pada orba, tapi dia tidak menggantinya dengan infrastruktur fisik yang memadai," tambahnya.
Budiman menambahkan pada 2014 dan 2019, Jokowi mengerjakan dua PR. Padahal sebagai pemerintahan yang demokratis, Jokowi dinilainya harus membangun infrastruktur manusia.
"PR dia sebagai pemerintahan demokratis, yang harus banyak dibangun infrastruktur manusianya. Tapi ini juga harus mengerjakan PR Pak harto, yaitu apa? membangun pelabuhan, airport, membangun jalan, membangun jembatan jadi dua PR dikerjakan," kata Budiman.
Pada pernyataannya, Budiman juga sempat menyinggung berbagai pihak yang menilai kinerja Jokowi kurang baik.
"Jadi dua PR dikerjakan. PRnya Jokowi dan PRnya murid yang lama engak pernah masuk sekolah itu. Kemudian menantunya protes nilainya enam dan segala macam," ujarnya.