Jakarta, Gatra.com – Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan terutama untuk thalasemia mayor. Meski sulit untuk sembuh secara total, penyakit ini tetap dapat dicegah dan diobati.
Upaya penyembuhan thalasemia itu diungkap dalam disertasi Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, dr. Nora Sovira. Dari hasil penelitian tersebut terurai peran alfa tokoferol pada pasien thalasemia mayor yang mampu menghambat atau mengurangi hemolisis. Hemolisis sendiri merupakan kondisi pecahnya sel darah merah.
“Terbukti, dari penelitian ini, tokoferol menjadi anti oksidan yang bisa memperbaiki hemolisis. Tokoferol itu berasal vitamin E yang dikenal sehari-hari. Apalagi, kerjanya di membran sel darah merah jadi lebih efektif pada pasien-pasien thalasemia yang memang membran selnya rusak,” katanya usai sidang terbuka gelar doktor di gedung IMERI FKUI, Rabu (19/6).
Vitamin E terang Nora bisa didapatkan dari suplemen biasa. Selain itu kandungannya juga diperoleh dari diet dengan lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran. “Sebenarnya lebih efektif dari suplemen karena pasien biasanya susah diet hanya makan sayur dan buah. Harusnya tetap bisa menjadi alternatif,” ujarnya.
Hingga saat ini, terang Nora, belum ada protokol khusus yang didapatkan dari diet sayur dan buah atau sumber vitamin E yang semestinya dimakan. Untuk itu beberapa makanan yang mengandung vitamin E menurutnya bisa disarankan sebagai penambah suplemen. Makanan tersebut terdiri dari: minyak kelapa, sayur sayuran, kacang kacangan, sereal dan telur.
"Sebenarnya vitamin E dapat diambil dari makanan itu, cuma kan kembali lagi hemolisisnya. Pada pasien thalasemia memang membutuhkan lebih banyak vitamin E karena membran selnya yang kurang,” jelas Nora.