Home Teknologi Permasalah Energi Terbarukan adalah Masalah Genting

Permasalah Energi Terbarukan adalah Masalah Genting

Jakarta, Gatra.com - Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) mendorong penggunaan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di kalangan dunia usaha Indonesia dengan menginisiasi program Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA). Penggunaan PLTS dianggap dapat menjadi sumber energi alternatif dari penggunaan energi fosil.

"Oh iya, energi surya sebagai energi alternatif itu urgent. Saya kira kita jangan berpikir untuk hari ini atau besok, tetapi kita berpikir untuk 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi," ungkap Ketua Umum AESI dan Deklarator GNSSA, Andhika Prastawa di Jakarta Selatan, Kamis (20/9).

Andhika mengatakan Indonesia bisa belajar dari pengalaman Jerman. Jerman saat ini sudah hampir seluruh energinya mengandalkan tenaga surya. Tetapi mereka mulai menerapkan penggunaan energi surya dari tahun 1990, sementara itu masyarakatnya baru benar-benar merasakan manfaat dari energi surya tahun-tahun belakangan ini.

"Pada awalnya masyarakat disana juga skeptis akan manfaat energi surya, mereka baru sadarnya sekarang. Ya saya kira kita tidak perlu seperti itu, kita kalau bisa ya 5 tahun kedepan atau 10 kedepan tidak mengandalkan energi fosil," tambah Andhika.

Andhika mengatakan bahwa untuk saat ini pertanyaan besar bagi sektor energi Indonesia adalah apakah kita mau memperpanjang permasalahan kekurangan energi yang terjadi sekarang ini? Kalau Indonesia terus mengandalkan energi fosil, dalam kurun waktu 30 tahun kita akan memasuki krisis energi.

"Kalau kita tidak merasa genting, berarti nanti anak cucu kita, jangankan cucu, anak kita saja, mereka akan mengalami krisis energi. Dan masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di beberapa negara," ungkap Andhika.

2954