London, Gatra.com - Es di gletser pegunungan Himalaya telah mencair dua kali lipat selama 40 tahun terakhir. Gambar dari satelit mata-mata Perang Dingin telah mengungkapkan tingkat dramatis hilangnya es di gletser pegunungan ini. Para peneliti membandingkan foto-foto yang diambil oleh program pengintai milik Amerika Serikat (AS) itu dengan pengamatan pesawat ruang angkasa baru-baru ini.
Selama era 1970-an dan 1980-an, program mata-mata AS yang diberi nama kode Hexagon meluncurkan 20 satelit untuk memotret bumi secara diam-diam. Gambar-gambar rahasia diambil pada gulungan film, dan disimpan satelit untuk dikumpulkan melalui pesawat militer AS.
Materi tersebut dideklasifikasi pada 2011, dan telah dikonversikan ke bentuk digital oleh US Geological Survey untuk digunakan peneliti. Dari foto-foto tersebut, beberapa diantaranya adalah hasil foto di pegunungan Himalaya, daerah yang punya data historis langka.
Baca Juga: Waspada, Lapisan Es Terbesar di Dunia Mencair Lebih Cepat!
Peneliti membandingkan foto-foto ini dengan data satelit terbaru dari NASA dan Badan Antariksa Jepang (JAXA). Mereka melihat bagaimana wilayah tersebut telah berubah. Studi ini mengarahkan beberapa temuan. Sejak tahun 2000, misalnya, ketinggian gletser telah menyusut rata-rata 0,5 meter per tahun.
"Perubahan iklim adalah penyebab utama mencairnya es di gletser Himalaya. Dari penelitian ini, kami benar-benar melihat gambaran paling jelas tentang perubahan gletser Himalaya," kata Peneliti dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Universitas Columbia, Joshua Maurer, dilansir BBC, Kamis (20/6).
Tim Universitas Columbia melihat 650 gletser di Himalaya membentang sepanjang 2.000 km. Kelompok itu mendapat temuan, pada 1975-2000 rata-rata 4 miliar ton es hilang setiap tahun. Mengejutkannya, dari tahun 2000 sampai 2016 gletser meleleh dua kali lebih cepat, rata-rata kehilangan sekitar 8 miliar ton es setiap tahun.
Baca Juga: 'Cryoegss', Alat Ukur Lapisan Es Greenland
"Gletser kehilangan sebagian besar es mereka di ketinggian yang lebih rendah dari gletser, di sebagian besar penipisan terkonsentrasi. Beberapa zona itu telah menipis sebanyak 5 meter per tahun," kata Maurer.
Masih ada beberapa perdebatan tentang penyebab ini di antara komunitas ilmiah. Perubahan curah hujan di wilayah tersebut, jelaga yang diendapkan dari bahan pencemar industri diperkirakan mempercepat pencairan. Namun sementara ini, tim Columbia berkesimpulan kenaikan suhu di Himalaya telah menjadi penyebab utama. Para ilmuwan mengatakan, jika hal ini terjadi terus-menerus akan berdampak besar.
"Lebih dari satu generasi, lelehan telah berlipat ganda dan gletser ini sekarang menyusut dengan cepat. Mengapa ini penting? Karena ketika es habis, beberapa sungai terpenting di Asia akan kehilangan pasokan air yang membuatnya mengalir melalui musim panas yang kering, tepat ketika air paling berharga. Tanpa gunung gletser, kekeringan akan lebih buruk bagi jutaan orang yang tertekan air yang tinggal di hilir," jelas Peneliti Survei Antartika Inggris, Hamish Pritchard.