Jakarta, Gatra.com - CEO CoWorking space CoHive, Jason Lee mengatakan pihaknya saat ini menargetkan 40 bangunan yang akan digunakan sebagai coworking space. Ia menuturkan, jumlah tersebut akan terus bertambah dan melihat potensi dari setiap bangunan.
“Target hingga akhir 2019 adalah 40 bangunan, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi CoHive. Pihak kami terus melihat bangunan yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai coworking space,” ujar Jason saat ditemui usai Grand Launch CoHive: Transformation 4.0 dan Pengumuman Investasi dari Penutupan Pertama saham Seri B di kantor CoHive 101, Jakarta, Rabu (19/6).
Mengenai penutupan pertama seri B yang dilakukan hari ini, Head of Corporate Communication, Kartika Octaviana mengatakan hal tersebut berbarengan dengan launching produk terbaru dari CoHive. Ia menuturkan akan ada penutupan selanjutnya dan ditargetkan selesai pada beberapa bulan ke depan.
“Kami melakukan penutupan pertama seri B dilakukan hari ini berbarengan dengan peresmian gedung baru yakni CoHive 101 sebagai kantor pusat di kawasan Mega Kuningan dan produk terbaru dari CoHive yaitu ruang kerja (CoWorking), tempat tinggal (CoLiving), ruang ritel (CoRetail) dan ruang acara (CoHive Event Space). Dari penutupan pertama seri B, CoHive mendapatkan US$13,5 juta atau 192 Miliar rupiah dari berbagai investor,” ujarnya.
Sebagai informasi, CoHive merupakan perusahaan penyedia ruang kerja komunal (CoWorking space) dengan 9.000 anggota. Sekitar 80% dari anggota tersebut merupakan perusahaan startup dan UMKM yang bergerak di bidang industri.