Home Politik BPN Prabowo-Sandi Nilai Patroli Siber di WAG Bentuk Anti Demokrasi

BPN Prabowo-Sandi Nilai Patroli Siber di WAG Bentuk Anti Demokrasi

Jakarta, Gatra.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Parbowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, patroli siber yang dilakukan Polri dalam memberantas penyebaran hoaks dapat mengganggu privasi setiap individu. 

Sebab, kata Dahnil, sasaran patroli siber masuk hingga ke WhatsApp Group (WAG). "Saya pikir tindakan ini adalah tindakan pemerintahan anti demokrasi, men-detect grup WA, kemudian ruang privasi warga negara, itu adalah tindakan-tindakan anti demokrasi, bahkan bertentangan UUD 45," tegas Dahnil di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (19/6).

Karena melanggar ruang privasi, Dahnil yakin tindakan Polri bisa dibawa ke ranah hukum. "Kebijakan ini bisa dituntut secara hukum, kebijakan yang melanggar konstitusional, dasar kita UUD 45 dan ini melanggar prinsip-prinsip dasar demokrasi," jelas dia.

Dia mengimbau agar Polri sebaiknya menghentikan kebijakan yang masuk hingga ke ranah privasi. Bukan tidak mungkin, ekses dari hal ini berimbas pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dituding otiriter. 

"Saya pikir ini adalah momentum baik agar pak Jokowi menghentikan kebijakan masuk kepada ruang privasi warga negara, karena kebijakan tersebut adalah kebijakan yang melanggar konstitusional," tambahnya.

Untuk menangkal penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian, polisi akan melakukan patroli siber di situs media sosial yang sudah menjadi medium publik. Pemeriksaan dan patroli siber tidak dilakukan terhadap keseluruhan WhatsApp Group (WAG), namun menyasar WAG yang kerap menyebarkan berita bohong.

"Ini harus saya luruskan dulu ya, pengungkapan kasus yang kemarin, kita menggunakan WhatsApp itu adalah sebuah capture. Bukan kita langsung mengawasi percakapan di grup itu," ungkap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol. Asep Adi Saputra di Bareskrim Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta, Selasa (18/6).

Hal tersebut dilakukan, sebab dibandingkan platform media sosial lain, WAG merupakan medium yang paling banyak melahirkan hoaks.

“Mereka (masyarakat) berpikir menyebarkan hoaks di grup WhatsApp itu lebih aman dibandingkan di media sosial. Karena itu kami melakukan patroli siber di grup-grup WhatsApp," tambah Kasubdit II Dirtipid Siber, Kombes Pol. Rickynaldo Chairul. 

153