Home Teknologi Cegah Kecelakaan, UGM dan Toyota Kenalkan Sensor Pintar V2X

Cegah Kecelakaan, UGM dan Toyota Kenalkan Sensor Pintar V2X

Sleman, Gatra.com – Untuk megurangi jumlah kecelakaan kendaraan yang meningkat sepanjang tahun, Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM) dan Toyota memperkenalkan sistem sensor pintar Vehicle to Everything (V2x).

Hal ini mengemuka dalam diskusi bulanan Pustral UGM bertajuk ‘The Evaluation of Traffic Accident Analysis in Indonesia and Assessment of its Potential ITS V2x Safety System Design’ di kantor Pustral UGM, Selasa (18/6) .

“Sejak 2016-2018, bersama Toyota kami melakukan riset tentang berapa tinggi angka kecelakaan, khususnya di DI Yogyakarta,” kata peneliti Pustral UGM Arif Wismadi.

Menurutnya, hampir 80 persen kecelakaan melibatkan sepeda motor. Penyebab terbanyaknya adalah pengemudi mengabaikan rambu-rambu lalu lintas dan tidak menjaga jarak kendaraan.

Baca Juga: Ngebut Sampai Pecah Ban Sebabkan 8 Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi

Kecelakaan di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama yang menyebabkan kematian, lebih sering terjadi di jalan-jalan utama yang memungkinkan kendaraan melaju minimal 60 kilometer per jam. Kecelakaan ini terjadi di jalan lingkar dan jalan negara.

“Sedangkan kecelakaan yang mengakibatkan korban luka-luka tersebar di banyak ruas jalan yang mengharuskan pengemudi melaju 40 kilometer per jam,” katanya.

Pada 2016, sebanyak 3.815 pengendara di DIY mengalami kecelakaan, kemudian meningkat hingga 4.227 orang pada 2017, dan tahun lalu menurun dengan jumlah 3.876 jiwa.

Adapun jumlah pengendara yang meninggal akibat kecelakaan ada 518 orang pada 2016, 497 orang pada 2017, dan pada 2018 ada 420 orang.

“Karena itulah kami merekomendasikan penggunaan sistem V2x. Ini adalah sistem pemasangan sensor pintar pada kendaraan yang mampu membaca jarak antar-kendaraan dengan kendaraan, infrastruktur, maupun pedestrian,” katanya.

Baca Juga: Sebulan Sekali, Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor

Peneliti senior Toyota Corporation, Chang-Yi Luo menyebut penerapan sistem ini sangat membantu pengoperasian kendaraan dan meningkatkan keselamatan.

“Saat ini dengan harga Rp3 juta per unit, sensor ini dianggap mahal karena memang belum diproduksi massal. Namun kami yakin dengan semakin meningkatnya kesadaran akan keselamatan berlalu lintas akan membuat banyak produsen terlibat dan menjadikan lebih murah,” ujarnya.

Selain di Indonesia, Yin mengatakan sistem ini sudah dikenalkan di beberapa negara Asia seperti India, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

Kasubdit Gakkum Dirlantas Polda DIY AKBP Heru Setiawan yang turut hadir di diskusi ini membenarkan bahwa penyebab utama kecelakaan di DIY adalah kelalaian dan ketidakhati-hatian pengendara.

“Kampanye kesadaran keselamatan di jalan terus kami tingkatkan, terutama di tengah meningkatnya jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan ruas jalan,” jelasnya.

 

248