Jakarta, Gatra.com – Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Rakyat (PUPR) pada 2019, sebanyak 81 juta milenial di Indonesia berpotensi membeli rumah. Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menyediakan Program Sejuta Rumah (PSR) untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengungkapkan, salah satu permasalahan yang dihadapi generasi milenial di masa mendatang adalah tantangan mendapatkan rumah. Kenaikan harga rumah dan hambatan memeperoleh subsidi, memengaruhi daya jangkau milenial.
"Pemerintah saat ini sedang mengupayakan penyediaan perumahan bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk generasi millenial, melalui Program Satu Juta Rumah (PSR). Sebab rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar setiap Warga Negara Indonesia (WNI) sesuai amanah UUD 1945 Pasal 28H," ujar Khalawi dalam diskusi “Indonesia Housing Forum” di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (19/6).
Terkait data capaian Program Satu Juta Rumah, tercatat pembangunan rumah mulai 2015 hingga 2018 totalnya 3.542.318 unit rumah. Pada 2019, pemerintah menargetkan pembangunan rumah untuk masyarakat sebanyak 1.250.000 unit.
Khalawi menjelaskan, pihaknya membantu milenial melalui pembangunan Rumah Susun Sederhana (RSS), Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), serta pembiayaan melalui Bantuan Pembiayaan Perumahaan berbasis Tabungan (BP2PT), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB).
Ia menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan 25 bank di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan BP2T, FLPP, dan SSB.
"Kalau mereka mau rumah milik, baru kita masukkan subdisi. Ini apabila termasuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah)," tambahnya.
Kemudian, ia berujar PUPR sedang menyiapkan skema bantuan rumah susun sewa bagi milenial MBR yaitu tipe 24, 36, dan 45 (meter persegi).
"Milenial itu ada tiga cluster konsep ya. Kita lagi godok konsep skemanya nanti tunggu yang tepat (peluncurannya)," terangnya.