Orlando, Gatra.com - Presiden AS Donald Trump secara resmi mengawali kampanye pemilihan ulangnya untuk tahun 2020 pada hari Selasa (18/6) di Orlando, Florida.
"Kami akan terus membuat Amerika lebih hebat dan kami akan benar-benar membuat Amerika hebat, Kami akan mempertahankannya lebih baik dari sebelumnya dan itulah mengapa saya berdiri di depan Anda malam ini untuk secara resmi meluncurkan kampanye saya untuk masa jabatan kedua sebagai presiden Amerika Serikat," kata Trump dilansir dari Aljazeera.
Peluncuran kampanye itu dilakukan di tengah seruan impeachment, menuntut penyelidikan kongres ke Presiden dan administrasinya serta memperdalam kebijakan imigrasi garis kerasnya. Namun pidato Trump juga memiliki dasar ketika ekonomi terus tumbuh dan mempertahankan dukungan kuat dari basis massanya.
Dalam pidatonya, Trump melakukan serangan terhadap sosialisme dan menegaskan sikap konservatifnya pada nasionalisme, aborsi, peradilan dan senjata yang disambut secara positif oleh kerumunan loyalisnya.
Dalam dua setengah tahun masa jabatannya, Trump melihat banyak faktor positif, dengan keunggulan ekonomi yang tumbuh dengan angka pengangguran rendah.
"Jika ekonomi tetap kuat, dia kemungkinan besar akan terpilih kembali," kata orang kepercayaan Trump Newt Gingrich, mantan Juru Bicara Partai Republik di Kongres.
Trump menggembar-gemborkan ekonomi sepanjang pidatonya, mengatakan ekonomi melonjak ke ketinggian baru yang luar biasa. Presiden AS juga menerima tepuk tangan meriah ketika ia membahas mengenai pemotongan pajak. "Kami telah melakukan begitu banyak hal dengan pemotongan pajak terbesar dalam sejarah," katanya.
Tetapi menurut sebuah pengecekan fakta dari Associated Press, pemotongan pajak Trump bukan yang terbesar dalam sejarah AS.
Menurut Komite Anggaran Federal pemotongan pajak sebeas USD 1,5 triliun selama 10 tahun menempati urutan ke-12 sepanjang sejarah. Pemotongan mantan Presiden Ronald Reagan tahun 1981 adalah yang terbesar, diikuti oleh pengembalian pajak tahun 1945 yang membiayai Perang Dunia Kedua.
Terlepas dari kerumunan massa di arena Orlando, penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller tentang campur tangan Rusia dalam pemilu 2016, ditambah dengan gaya kepemimpinan Trump yang agresif di Twitter, telah merusak kepercayaan sebagian kalangan Amerika Serikat terhadap Trump sebelum Pemilu November 2020.
Trump juga telah memicu perpecahan dengan kebijakan garis keras tentang imigrasi, sert kelompok bisnis dan pertanian yang gelisah dengan penggunaan tarifnya dalam perang dagang dengan China dan beberapa sekutu.