Mataram, Gatra.com - Gempabumi tektonik secara beruntun kembali mengguncang Kabupaten Lombok Utara, NTB, Selasa malam disusul Rabu.
Gempa pertama terjadi pukul 21.50.20 WITA. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan 2,8 SR.
Episenter terletak pada koordinat 8,55 LS dan 116,11 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 14 km barat laut Lombok Barat, pada kedalaman 19 km.
Gempa susulan berikutnya dengan scala yang lebih besar terjadi Rabu, (19/6) pukul 01.14.33 WITA dini hari di wilayah Lombok Utara. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,6.
Episenter terletak pada koordinat 8,21 LS dan 116,28 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 13 km timur laut Lombok Utara, pada kedalaman 15 km.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto membenarkan telah terjadi dua kali gempa di wilayah Lombok Utara secara berturut-turut. Agus memastikan, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Khusus gempa kedua menurut Agus, sebagaimana laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Lombok Utara III MMI dan Lombok Tengah, Mataram, Lombok Barat, Karangasem II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Menurut Agus, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar aktif, hasil interaksi sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Trust).
Abdul Kadir warga Lombok Utara dikonfirmasi Gatra.com, Rabu (19/6) mengaku kaget dan untuk sementara tidak berani tinggal dalam rumah. Ia bersama masyarakat lainnya di Kayangan selain masih mengungsi di tenda, juga tidur di rumah hunian sementara meski dalam keadaan seadaanya.
“Masyarakat masih trauma juga dengan gempa yang terjadi sejak tahun lalu dan intensitas gempa terus berlanjut hingga sekarang. Karena itu kita khawatir tidur di dalam rumah, meski pemerintah sudah membuatkan rumah sementara,” ujar karyawan Pemda Lombok Utara.
Agus menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Agus meminta masyarakat untuk memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.