Jakarta, Gatra.com – Peternak ayam mengeluhkan jatuhnya harga ayam hidup di pasaran. Menurut pantauan Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas (GPPU), harga ayam hidup sebesar Rp. 9.000/kg di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Harga ini dibawah biaya produksi sebesar Rp. 18.000/kg.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum GPPU, Achmad Dawami ketika dihubungi oleh Gatra.com, Selasa (18/6). “Kalau dari hasil pembicaraan dengan beberapa peternak, breeding farm (peternakan pembibitan) dan beberapa pimpinan peternakan dari dinas peternakan maupun ditjen (Direktorat Jenderal) peternakan bahwa terjadi oversupply (kelebihan pasokan) ayam hidup,” ujarnya. Ia menambahkan oversupply terjadi pada anak ayam.
Selain itu, Ia mengungkapkan suasana pasca lebaran juga turut menekan harga ayam hidup. Hal ini disebabkan pedagang belum semuanya aktif dan daya beli yang menurun.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, potensi populasi ayam hidup sebesar 3,5 miliar ekor. Achmad menjelaskan angka tersebut menghasilkan suplai 15,2 kg/kapita/tahun. Sementara itu, kebutuhannya diperkiran 13,5 kg/kapita/tahun. “Sehingga didapatkan kelebihan 1,7 kg/kapita/tahun dikalikan jumlah penduduk Indonesia 267 juta,” terangnya.
“Kejatuhan harga sudah lama sejak November tahun lalu. Harga bulan Mei mengecewakan, ada kenaikan tapi belum menutup kerugian. Harga bulan Juni turun lagi. Perlu tindakan ekstrim dari pemerintah,” keluhnya.
Apabila kenaikan harga tidak terjadi, ia mengkhawatirkan peternak akan gulung tikar dan pasokan ayam kosong, sehingga masuk suplai ayam impor.
“Nasib peternak makin terpuruk dan pemerintah begantung dengan impor yang tidak sehat bagi perekonomian Negara,” pungkas Deputi Kepala Divisi Perunggasan Komersial PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.
Anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ono Surono mengingatkan pasar anak ayam yang dikuasai perusahaan besar harus dicermati. “Jangan sampai perusahaan-perusahaan tersebut menjadi kartel,” tegasnya di sela-sela Rapat Kerja Kementan dengan Komisi IV DPR-RI, Senin (17/6).
Menurut Achmad, 75-80% pangsa pasar ayam hidup dikuasai oleh perusahaan pembibitan. Sisanya, dikuasai oleh peternak rakyat. "Terdapat 62-64 perusahaan pembibitan di seluruh Indonesia," ujarnya,