Home Milenial Sumbar Mulai Pemijahan Ikan Bilih Sebagai Upaya Penyelamatan

Sumbar Mulai Pemijahan Ikan Bilih Sebagai Upaya Penyelamatan

Padang, Gatra.com- Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mulai melakukan pemijahan ikan bilih (proses pengeluaran sel telur dan sperma untuk pembuahan) sebagai upaya penyelamatan endemik Danau Singkarak dari kepunahan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri mengatakan, pemijahan ikan bilih untuk tahap pertama sudah dilakukan dengan cara mengambil benih dari danau kemudian meletakkannya ke aquarium.

"Pemijahan memang sudah dilakukan namun kebanyakan benih hanya bertahan hidup sampai umur 10 hari. Untuk pembesarannya perlu perbaikan pola makanannya," ujar Yosmeri kepada Gatra di Padang, Selasa (18/6).

Kendati demikian pihaknya akan kembali melakukan pemijahan lagi dengan mengubah pola makanan dari pelet ke pakan alami. Kemudian baru dilepaskan kembali ke danau setelah berumur 30 hari.

"Kemarin baru seminggu lebih su1dah kami lepaskan ke danau, sehingga banyak yang mati," sebutnya.

Dia katakan, pemijahan dilakukan untuk mencegah endemik Danau Singkarak ini dari kepunahan, karena semakin sedikitnya populasi ikan bilih setiap tahunnya.

"Nanti kalau sudah bisa dibesarkan kita akan tebarkan ikan bilih hasil pemijahan tersebut ke tempat-tempat yang kritis populasinya, atau di restoking ke perairan umum lainnya sehingga ikan bilih bisa berkembang selain di Danau Singkarak," sebutnya.

Ikan bilih merupakan ikan endemik yang hanya ditemukan dan populasinya cukup besar di Danau Singkarak. Ikan dengan nama latin Mystacoleuseus Padangensis ini memiliki ukuran sepanjang 6 sentimeter hingga 12 sentimeter, berbentuk lonjong dan pipih.

Ikan tersebut dijual dengah harga yang cukup mahal, sekira Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per liter dalam kondisi mentah. Jika telah digoreng, harganya bisa mencapai Rp250-280 ribu per liter.

Beberapa waktu lalu, ikan bilih sempat menjadi sumber ekonomi utama bagi masyarakat di sekitar kawasan Danau Singkarak. Bahkan, ikan tersebut juga sempat menjadi komoditas ekspor.

Namun populasi ikan bilih terus berkurang setiap tahunnya, yang disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena maraknya pemakaian alat tangkap bagan dan keramba apung di sepanjang danau Singkarak. 

737