Home Internasional Utusan Presiden Indonesia dan PCID Bahas Islam Wasatiyyah di Vatikan

Utusan Presiden Indonesia dan PCID Bahas Islam Wasatiyyah di Vatikan

London, Gatra.com - Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja sama Antaragama dan Peradaban, Prof. Syafiq A. Mughni, bertemu Presiden Pontifical Council for Intterellegus Dialogue (PCID), Mgr Miguel Ángel Ayuso Guixot, di Vatikan pada Senin (17/6), mereka membahas tentang Islam Wasatiyyah.

Antara, Selasa (18/6), mewartakan, Second Secretary Embassy of the Republic of Indonesia Roma, Muhammad Ferdien, di Londo, Inggris, menyampaikan, dalam pertemuan itu juga dibahas soal Deklarasi Abu Dhabi.

Mengawali pertemuan, Mgr Ayuso yang baru saja diangkat sebagai Presiden dari Dewan Kepausan yang menangani dialog antaragama menjelaskan latar belakang dokumen bersejarah ”Human Fraternity for World Peace and Living Together” atau dikenal sebagai Deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Ahmad Al-Tayyeb, Imam Besar Al-Azhar, pada 4 Februari 2019.

Mgr Ayuso mengatakan di tengah dunia yang sedang “sakit”, ini menciptakan suasana persaudaraan dan kehidupan bersama yang harmonis mutlak diperlukan.

Menurutnya, dewasa ini dunia sedang menghadapi “budaya saling menghina” (culture of insult) sehingga mutlak diperlukan upaya bersama dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat. Pesan ini perlu secara terus menerus disampaikan kepada pemerintah seluruh negara untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, Prof, Syafiq menyebutkan upaya Pemerintah Indonesia melakukan penguatan Islam Wasatiyyah yang merupakan sebuah konsep Islam moderat.

Menurutnya, sesungguhnya Islam itu sendiri adalah agama wasatiyyah. Tetapi, ada sebagian kelompok yang membawa Islam ke pemahaman dan pengamalan agama yang ekstrem (tatarruf atau ghuluw). Maka, mempromosikan wassatiyah berarti menekankan kembali karakter Islam yang mengajarkan toleransi, keseimbangan, keadilan, dan musyawarah.

Wasatiyyah Islam harus dipromosikan agar menjadi arus utama keagamaan umat Islam, baik di Indonesia maupun masyarakat global. Ia akan menjadi kekuatan yang mampu menghentikan ekstremisme dan radikalisme, dan dengan demikian bisa menahan laju Islamofobia.

Menurutnya, ini juga harus dikembangkan menjadi arus utama untuk menahan terjadinya clash of civilization. Wasatiyyah Islam menekankan prinsip-prinsip kemanusiaan yang bisa mempertemukan agama-agama tanpa mempersoalkan perbedaan.

Menurut rencana, pada Selasa (18/6), Prof. Syafiq akan menjadi salah satu pembicara dalam seminar internasional “Interreligious Dialogue: Perspectives from Asia” yang diselenggarakan di Universitas Urbaniana, Roma.

Penyelenggara seminarya adalah tiga belas Duta Besar Asia untuk Takhta Suci Vatikan, di mana Dubes RI, Agus Sriyono, saat ini sebagai koordinatornya. Diharapkan delegasi nantinya dapat bertemu Paus Fransiskus dalam kesempatan audiensi umum pada Rabu 19 Juni 2019.

446