Washington D.C., Gatra.com - Federal Reserve (Fed) menghadapi tuntutan baru dari Presiden Donald Trump untuk memangkas suku bunga. Pasalnya, bank sentral AS itu diperkirakan tak akan mengubah biaya pinjaman pada pertemuan kebijakan minggu ini, tetapi mungkin meletakkan dasar untuk penurunan suku bunga tahun ini .
Proyeksi ekonomi baru yang akan menyertai pernyataan kebijakan bank sentral AS pada Rabu besok (19/6) akan memberikan wawasan paling langsung tentang seberapa dalam pembuat kebijakan telah dipengaruhi oleh perang dagang AS dan Cina, desakan Trump terhadap suku bunga yang lebih rendah, serta data ekonomi AS yang lebih lemah baru-baru ini.
Analis memperkirakan dot plot proyeksi akhir tahun untuk patokan suku bunga pinjaman overnight The Fed - suku bunga federal fund - akan menunjukkan semakin banyak pembuat kebijakan terbuka untuk memotong suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Walau memang jauh dari agresif seperti yang diharapkan para investor atau Trump inginkan.
Baca Juga: Tekan The Fed Turunkan Suku Bunga, Trump: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
“Risiko-risiko mungkin meningkat, tetapi saya tidak berpikir mereka ingin menyudutkan diri. Pasar memperkirakan untuk pemotongan pada Juli. Jika mereka tidak melakukannya, kondisi keuangan akan semakin ketat,” sebut Kepala Ekonom Northern Trust, Carl Tannenbaum, seperi diberitakan Antara, Selasa (18/6).
Suku bunga federal fund saat ini ditetapkan dalam kisaran 2,25-2,50%.
Komite penetapan kebijakan The Fed akan merilis pernyataan terbaru dan proyeksi ekonominya pada Rabu pukul 14.00 waktu setempat (18.00 GMT), setelah akhir pertemuan dua hari. Ketua Fed, Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers segera setelah itu.
Baca Juga: Kebijakan The Fed Jauhi Risiko Gelembung Ekonomi
Serangkaian proyeksi ekonomi dan kebijakan The Fed terakhir, yang dirilis pada Maret, menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan meramalkan tidak perlu mengubah suku bunga tahun ini dan hanya kenaikan suku bunga yang sangat bertahap setelahnya.
Tetapi sejak pertemuan itu, prospek ekonomi menjadi lebih suram.
Angka penjualan ritel AS baru-baru ini kuat. Tetapi angka pengangguran telah bertahan di dekat level terendah 50 tahun di 3,6 persen, walau pengusaha AS menciptakan 75.000 pekerjaan pada Mei. Inflasi, yang dikatakan Powell rendah sebagian karena faktor sementara, terus menurun di bawah target Fed yang 2%.
Baca Juga: Faktor Pendukung Rupiah Terhadap Dollar Rp13.900-Rp14.300 Tahun 2020
Ketidakpastian perdagangan telah meningkat juga, dengan Trump menggunakan ancaman tarif atas barang-barang dari Meksiko untuk memaksa negara itu mengekang sebagian besar imigran Amerika Tengah yang melintasi perbatasan AS-Meksiko. Dia juga telah bersumpah untuk mengenakan tarif lebih banyak pada produk impor Cina, jika tidak ada kesepakatan perdagangan tercapai ketika dia bertemu Presiden Xi Jinping pada pertemuan G-20 pada akhir bulan ini di Jepang.
The Fed menaikkan suku bunga empat kali pada 2018. Tetapi sejak itu meninggalkan rencana untuk terus mengangkat biaya pinjaman tahun ini.