Jakarta, Gatra.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menegaskan besarnya bencana, terutama banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi lebih banyak akibat ulah manusia merusak alam.
“Penyebab karhutla 1% karena alam dan 99% karena ulah manusia. Penyebab tidak disengaja akibat puntung rokok, membakar sampah, cuaca panas persentasenya kecil. Sementara persentase terbesar karena disengaja, yakni akibat pembakaran hutan untuk pembukaan lahan sawit,” papar Doni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (17/6).
Sementara untuk bencana banjir dan tanah longsor, Doni memberikan contoh banjir dan longsor di Bengkulu. Terjadi akibat pembukaan perkebunan sawit dan tambang yang mengakibatkan daerah resapan air berkurang.
“Saat banjir dan longsor di Bengkulu, presiden bertanya kepada saya apa penyebabnya. Jadi dari 10 Kabupaten/Kota di Bengkulu, hanya 1 kabupaten yang tidak terdampak, hal itu terjadi akibat pembukaan kebon sawit dan tambang di wilayah hulu,” ujar Doni.
Doni meminta kepada Komisi VIII untuk membuat regulasi yang lebih menekan agar pemilik perkebunan sawit dan tambang bisa mengembalikan fungsi vegetasi dari lahan pascatambang dan sawit.
“DPR kami harapkan tidak hanya mengatur soal anggaran, tapi bisa membuat regulasi dan menyampaikan kewajiban pemilik Ijin Usaha Pertambangan dan Perkembunan untuk mengembalikan fungsi vegetasi, sehingga tidak hanya jadi kewajiban Pemda saja. Kita jaga alam, alam jaga kita,” jelas Doni.
Doni juga berharap agar Komisi VIII meminta kepada Kepala Daerah untuk mengalokasikan 1% APBD untuk pencegahan bencana.
“Kalau ini tidak dilakukan, anggaran pencegahan bencana tidak akan cukup,” ujarnya.