Jakarta, Gatra.com - Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan, Cris Kuntadi menyayangkan perilaku masyarakat Indonesia yang belum mewaspadai keselamatan di perlintasan kereta api.

"Keselamatan dalam berkendaran itu merupakan suatu bentuk investasi bagi keselamatan para pengendara, bukan suatu bentuk kerugian," ujarnya kepada Gatra.com di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (17/6).

Saat ini pemerintah tengah meningkatkan program keselamatan dalam berkendara, melalui regulasi maupun imbauan sosialisasi kepada masyarakat.

Cris juga mengungkapkan masyarakat masih mengabaikan instrumen keselamatan seperti rambu lalu lintas dan palang pintu kereta api. Menurutnya, penyebab kecelakaan di perlintasan kereta api karena masyarakat tidak mengindahkan rambu lalu lintas.

"Pengendara berhenti di persimpangan kereta ketika palang pintu kereta sudah mulai menutup. Ini menyebabkan waktu tempuh menjadi lama, padahal keselamatan dalam berkendara tidak ternilai harganya,” katanya.

Cris menganggap perlu menyadarkan masyarakat terhadap kerugian akibat melanggar aturan. Bahkan, ia mengatakan akan ditempatkan personil yang berwenang pada perlintasan kereta untuk menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan.

“Tanpa adanya kesadaran tersebut maka regulasi ataupun instrumen keselamatan yang tersedia akan menjadi tidak berguna,” tambahnya.

Sebelumnya, beberapa waktu lalu telah terjadi beberapa kejadian yang melibatkan pengguna jalan di perlintasan kereta api. Seperti bus yang tersangkut palang pintu perlintasan kereta api di dekat Stasiun Solo Balapan, Jumat (14/6).

Kejadian lainnya kendaraan pribadi tertabrak kereta api di perlintasan yang tak berpalang pintu di Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat malam (14/6). Juga seorang pengendara motor nyaris tertabrak kereta api karena nekat menerobos palang pintu kereta di perlintasan KA Kiaracondong, Bandung, Sabtu (15/6).