Home Gaya Hidup Tidak Berhenti di NTT, Alenia Pictures Akan Membuat Film Trilogi ke Papua dan Kalimantan

Tidak Berhenti di NTT, Alenia Pictures Akan Membuat Film Trilogi ke Papua dan Kalimantan

Jakarta, Gatra.com - Film "Rumah Merah Putih" merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak di Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah kawasan yang berbatasan dengan negara lain yaitu Timor Leste. Rencananya, Alenia Pictures, studio produksi film ini, tidak akan berhenti membuat film tentang perbatasan di film ini saja.

"Rencananya kita akan membuat rangkaian film trilogi. Dimulai dari "Rumah Merah Putih" yang bercerita soal NTT, kemudian ke depannya kami berencana membuat film juga di Papua dan Kalimantan," ucap Produser film "Rumah Merah Putih", Nia Zulkarnaen ketika ditemui di acara film screening di Episentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/6).

Nia mengatakan salah satu alasan pihaknya ingin membuat film-film tentang perbatasan karena ingin membuka mata masyarakat Indonesia, khususnya yang hidup di kota seperti Jakarta akan realita yang terjadi pada saudara-saudara kita di tempat yang jarang mendapat sorotan, khususnya di perbatasan negara.

"Keinginan kita adalah semoga rangkaian film ini bisa menjadi motivasi bagi anak-anak, saudara-saudara kita yang hidup di perbatasan negara. Bahwa kita harus cinta Indonesia tanpa alasan tertentu, melainkan murni karena kita adalah warga Indonesia," tambah Nia.

Nia menyebutkan bahwa anak-anak NTT yang terlibat di film "Rumah Merah Putih" ini belum ada yang pernah terlibat dalam perfilman bahkan casting. Semuanya baru pertama kali bermain film. Permainan luar biasa yang ditunjukkan oleh anak-anak NTT ini adalah menurut Nia persembahan dari NTT untuk Indonesia.

Selain hal itu, sutradara film "Rumah Merah Putih", Ari Sihasale mengatakan bahwa seharusnya memang anak-anak bangsa yang tinggal di "ujung-ujung" negara harus lebih diberikan perhatian. Ale, panggilan akrab Ari Suhasale mengatakan jangan hanya anak-anak ibukota saja yang diberi kesempatan.

"Dari film ini kita menunjukkan anak-anak di perbatasan, khususnya di NTT ini bahwa mereka memiliki bakat yang luar biasa. Mereka tulus berakting untuk seni, mereka natural, mereka pantas untuk disorot," ucap Ale.

Dua pemeran utama film ini dimainkan oleh Petrick Rumlaklak dan Amori De Purivicacao. Serta juga dimainkan oleh Pevita Pearce, Shafira Umm, Yama Carlos, Abdurrahman Arif, Dicky Tatipikalawan, Calvin Petrus, dan Antonio Do Rosario.

663

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR