Guatemala City, Gatra.com - Sebanyak 19 kandidat calon presiden Guatelama tidak lolos dalam pemilihan presiden putaran pertama pada Minggu (16/6) kemarin. Pemilu putaran kedua akan digelar pada 11 Agustus mendatang.
Mantan ibu negara Sandra Torres yang diusung Partai UNE unggul atas calon petahana Jimmy Morales yang terseok oleh tuduhan korupsi. Semua kandidat sama-sama mengusung pemberantasan geng narkoba, imigran ilegal ke Amerika Serikat, dan kemiskinan.
Dalam kampanyenya Torres berjanji akan memerangi geng narkoba di Guatemala dan menggelontorkan program kesejahteraan untuk mengatasi kemiskinan. Alhasil ia mendapat dukungan sekitar 20% dari pemilih.
“Kami harus menyelesaikan masalah kami di sini, penyebab migrasi adalah kurangnya pekerjaan, kesenjangan upah antara Amerika Serikat dan di sini (Guatemala),” kata Torres seperti dilansir Reuters, Senin (17/6).
Di peringkat kedua setelah Torres ada tokoh konservatif Alejandro Giammattei yang mencalonkan diri untuk keempat kalinya. Di peringkat ketiga mantan pejabat AS, Edmond Mulet.
Diketahui, kekerasan yang merajalela dan ketidakpuasan atas korupsi serta kekebalan hukum di negara berpenduduk 17 juta orang itu telah mendorong warga Guatemala hijrah ke Amerika Serikat.
Gelombang imigrasi dianggap telah merusak kebijakan Trump untuk mengekang imigrasi ilegal dan akibat hal tersebut, Trump mengancam akan menahan bantuan AS ke Amerika Tengah.
Peristiwa tersebut menyebabkan kekhawatiran di Guatemala, di mana warisan perang saudara berdarah pada 1960-1996 masih menimbulkan kecemasan yang berkelanjutan di negara itu.
Berdasarkan hasil jajak pendapat yang menunjukkan kecilnya kemungkinan setiap kandidat akan memenangkan lebih dari 50% suara, memungkinkan kandidat untuk membangun koalisi untuk putaran kedua.
Consultancy Eurasia Group mengatakan bahwa Torres akan mengalami kesulitan untuk memenangkan putaran kedua, mengingat peringkat negatifnya yang tinggi dan kemampuan lawannya untuk menyatukan pemilih konservatif dan mendapatkan dukungan dari para elit yang kuat di negara itu.
Sebelumnya, kubu petahana Jimmy Morales dilarang oleh hukum untuk ikut kembali pemilihan. Ia dijatuhkan oleh sebuah penyelidikan yang dipimpin oleh Komisi Internasional Anti-Impunitas di Guatemala (CICIG) yang didukung oleh AS.