Maryland, Gatra.com - Para ilmuwan mengkaji penyebab 260 lumba-lumba hidung botol terdampar di sepanjang Teluk Utara Meksiko sejak Februari. Peneliti dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional mengatakan, jumlah kematian lumba-lumba di angka tak wajar. Beberapa kasus di Louisiana, Mississippi, Alabama, dan Semenanjung Florida telah dinyatakan sebagai Kejadian Kematian yang Tidak Biasa (Unusual Mortality Event/UME).
UME berada di bawah Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut. Status UME didefinisikan sebagai kematian signifikan dari populasi mamalia laut, sehingga perlu penanganan serius dan segera.
Dilansir USA Today, para peneliti mengatakan, terlalu dini untuk mengetahui penyebab kematian karena banyak lumba-lumba yang ditemukan sudah membusuk. Hal itu menyulitkan peneliti menemukan penyebab kematian mamalia tersebut.
Baca Juga: Kanada Larang Pengembangbiakkan Lumba-lumba dan Paus untuk Atraksi
Pada beberapa kulit lumba-lumba yang ditemukan terdapat luka akibat paparan air tawar. Hal itu sejauh ini sedang diselidiki sebagai kemungkinan faktor kematian. Selain luka pada kulit, lumba-lumba yang mati juga menderita kadar abnormal kimia pada darah dan pembengkakan kornea.
Kemudian, para peneliti menyebutkan curah hujan tinggi dan tindakan pengendalian banjir telah mengubah aliran air tawar di habitat lumba-lumba tahun ini. Selain itu, lumba-lumba juga mengalami masalah kesehatan akibat tumpahan minyak Deepwater Horizon milik perusahaan migas British Petroleum pada 2010. Pencemaran itu mungkin membuat mamalia tersebut lebih rentan terhadap efek salinitas rendah.
Efek tumpahan minyak juga mengakibatkan paru-paru dan kelenjar adrenal lumba-luma rusak. Tumpahan itu berkontribusi pada kematian lumba-lumba terbesar dan terpanjang di Teluk Meksiko.
Tim investigasi akan bekerja sama dengan Kelompok Kerja UME guna menginvestigasi kematian mamalia itu. Penelitian dikabarkan memakan waktu berbulan-bulan.