Home Politik Dinilai Tindakan Makar Partai, Demokrat NTB Tolak KLB

Dinilai Tindakan Makar Partai, Demokrat NTB Tolak KLB

Mataram, Gatra.com - Tuntutan para senior Partai Demokrat (PD) untuk mengelar Kongres Luar Biasa (KLB) atas terjadinya penurunan perolehan suara pada Pemilu 17 April 2019 lalu, mendapat penolakan dari DPD I Partai Demokrat NTB.

Ketua Partai Demokrat NTB TGH Mahally Fikri menilai, desakan KLB yang diinisiasi oleh para kader senior PD tidaklah tepat. Pasalnya KLB yang dicetuskan itu tidaklah sesuai dengan dengan aturan internal serta AD/ART Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini.

“Kami DPD Partai Demokrat NTB beserta ketua DPC se-NTB menyatakan menolak kongres luar biasa. Ini sebagai bentuk lain dalam upaya makar terhadap kepemimpinan yang sah di PD,” tandas Ketua DPD I Partai Demokrat NTB, TGH Mahally Fikri di Mataram, Minggu (16/6).

Mahally menilai saat ini dalam tubuh Partai Demokrat tidak ada kegentingan yang memaksa untuk menggelar KLB. Kepemimpinan PD oleh SBY selaku pendiri PD masih tetap berjalan on the track yakni pada posisi jalur yang tepat.

Alasan usulan digelarnya KLB dengan karena terjadi penurunan suara pada Pemilu 2019, Mahalli menyarankan agar DPP Partai Demokrat menyelesaikan dan mengoreksi penurunan perolehan suara partai Demokrat dalam Pemilu 2019, bukan saling menyalahkan antar sesama kader apalagi dengan mengadakan KLB.

“Jadi bukan saling menyalahkan, namun sebaiknya dengan saling menguatkan, melakukan konsolidasi, evaluasi komprehensif dan introsfeksi diri semua kader dan fungsionaris yang sejujur – jujur dan seadil – adilnya,” katanya.

Mahally menambahkan, Partai Demokrat adalah partai yang punya pengalaman menang dalam Pemilu dan tahu bagaimana caranya untuk bisa jadi pemenang. Dalam Pemilu 2019 mengalami kekalahan dan gagal mencapai target, berarti ada dari langkah – langkah dan syarat – syarat mencapai kemenangan yang terabaikan selama proses Pemilu diikuti.

“Jadi hal inilah yang perlu dievaluasi untuk perbaikan dimasa mendatang. Demokrat NTB merasa ada rumus bijak yang mengatakan, mengetahui penyakit adalah setengah dari penyembuhan penyakit atau penyelesaian kegagalan itu sendiri. Dan menjadi keniiscayaaan untuk dipedomani oleh siapapun yang sedang dirundung masalah baik secara sendiri – sendiri ataupun bersama – sama,” kata Mahally.
 

210

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR