Medan, Gatra.com - Petani di Kabupaten Karo merasakan dampak dari erupsi Gunung Sinabung. Ribuan hektar lahan pertanian di Kecamatam Kuta buluh, Brastagi dan Namantran tidak bisa digunakan bercocok tanam.
Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Marino menyebut ada 4.200 hektar lahan jagung dan 8 hektar padi yang terkena dampak debu vulkanik saat erupsi Sinabung. Sementara untuk tanaman holtikultura jumlah yang terdampak 1.708 hektar.
Baca Juga: Sinabung Erupsi, Tinggi Kolom Abu Mencapai 7 Ribu Meter
“Saat ini para petani dan Dinas Pertanian Tanah Karo masih terus melakukan penyemprotan terhadap tanaman yang terkena debu vulkanik, supaya pertanaman masih dapat berfosintesis kembali dan tentunya hasilnya dapat dipanen kembali, " katanya kepada wartawan, Minggu (16/9).
Menurutnya, debu vuklanik yang dimuntahkan Gunung Sinabung tidak sepenuhnya bisa dibersihkan. Mengingat wilayah yang terkena dampaknya begitu luas. “Harapannya semoga segera hujan, agar debu yang menutupi tanaman dapat terkikis dan tanaman bisa normal kembali,” jelasnya.
Baca Juga: Gunung Sinabung Berstatus Awas
Meski banyak tanaman yang terpapar Debu, lanjut dia, kualitas tanaman masih normal. Pihaknya secara manual masih melakukan penyemprotan terhadap tanaman yang terkena debu agar kualitasnnya tetap terjaga.
Sekadar mengingatkan terakhir kali, letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada Minggu 9 Juni 2019 lalu. Di mana, tinggi kolom abu teramati mencapai 7 KM dengan intensitas tebal condong ke arah selatan, akibat dari erupsi ini, terjadi awan panas dan suara gemuruh di wilayah Gunung Sinabung.
Reporter : Putra TJ