Surabaya, Gatra.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya Dr Ahmad Muhibbin Zuhri mengingatkan agar warga NU lebih selektif dalam belajar agama melalui situs internet. Pasalnya situs internet berlabel Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) ternyata banyak yang palsu.
"Bahaya kalau belajar (agama) dari Mbah Google. Karena nyatanya banyak situs palsu yang mendompleng nama Aswaja," kata Muhibbin saat ceramah sebelum penandatanganan prasasti Aswaja An Nahdliyah di Masjid Abu Adenan, Perumahan Gunung Sari Indah, Karang Pilang Surabaya, Sabtu (15/6/2019).
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini bercerita bahwa ia pernah menugaskan mahasiswanya di pasca sarjana untuk meneliti situs-situs berlabel Aswaja. Hasilnya mencengangkan, tenyata 67% situs dengan nama Aswaja itu malah menjauhkan dari nilai-nilai Aswaja. Sisanya 33% masuk kategori situs Aswaja.
"Itu pun tak semuanya Aswaja An Nahdliyah. Karena itu belajar itu harus ada tempatnya dan gurunya agar tidak tersesat," tegasnya.
Muhibbin menjelaskan, belakangan banyak masjid yang semula beramaliah Aswaja berubah berpaham radikal yang gemar mengkafirkan dan membid'ahkan amaliah NU. Karena itu, masjid-masjid NU sangat penting menjaga nilai-nilai Aswaja An Nahdliyah.
"Karena itu, saya mengapresiasi inisiatif takmir dan jamaah masjid Abu Adenan yang memproklamirkan masjid ini sebagai masjid yang berpedoman pada amaliah Aswaja An Nahdliyah," ujarnya.
Turut hadir pada acara penandatanganan prasasti Aswaja An Nahdliyah itu antara lain Ketua MWC NU Kecamatan Karang Pilang KH Abbas, Kapolsek Karang Pilang Kompol Widjanarko, dan Ketua PAC GP Ansor Karang Pilang Budhi Hadi Syahputra.
Reporter: Abdul Hady JM
Editor: Bernadetta Febriana