Home Gaya Hidup Simfoni Indah Bergema di Balik Dinginnya Bukit Singgolom, Tobasa

Simfoni Indah Bergema di Balik Dinginnya Bukit Singgolom, Tobasa

Balige, Gatra.com - Dinginnya cuaca di Bukit Singgolom, Desa Lintong Ni Huta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa, Sabtu malam (15/6) mulai tak terasa. Terutama saat musisi Meksiko Daniel Milan dan Deva Baumbach tampil membawakan sejumlah lagu di perhelatan Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019.
 
Salah satu lagu yang dibawakan Daniel dan Deva berjudul "Bunga Kecil" (dalam bahasa Indonesia). Dikatakan Deva, lagu ini merupakan sebuah lagu sakral di salah satu etnis Meksiko. Ia berbicara tentang dewa-dewa yang sangat dihormati masyarakat Meksiko. Dengan bermodal gitar dan flute, pertunjukan Daniel dan Deva terasa akrab di telinga. Duet Daniel-Deva dengan kekhasan suara dan nada yang lincah mencuri fokus perhatian pengunjung.
 
"Horas..saya suka pemandangan Danau Toba. Tempat ini sangat cantik, seperti bunga," kata Daniel memulai penampilan mereka.
 
Kelompok musik Suarasama pimpinan Irwansyah Harahap yang tampil di malam yang sama, tak kalah menawannya. Membawa sejumlah lagu, antara lain, "Seroja" dan "Selayang Pandang" dengan kreasi musikalitas yang apik, penampilan Suarasama makin menghangatkan suasana.
 
"Musiknya sederhana tapi enak di telinga. Lagu yang dinyanyikan pun biasa kita dengar, tapi jadi unik karena aransemennya," ujar salah seorang pengunjung, Ika Siregar, warga Lubuk Pakam yang hadir di acara itu.
 
Penampilan Suarasama yang komunikatif membuat sejumlah lagu ciptaan mereka yang bernuansa Timur Tengah yang juga turut ditampilkan, nyaris tidak berjarak dengan penonton yang secara umum orang Batak.
 
Begitu juga dengan kelompok musik dari Community Creative Universitas Negeri Padang (UNP) yang tampil membawa reportoar musik etnik Sumatera Barat bernuansa islami. Penampilan kelompok musik yang dibentuk tahun 1998 ini ikut menambah aneka bunyi-bunyian yang bergema di kesunyian Bukit Singgolom.
 
Pimpinan Community Creative UNP, Wimbrayardi mengaku salut dengan dukungan dari berbagai pihak terhadap kegiatan ini. "Salut, semua mendukung. Bupatinya juga beberapa hari datang dan menyaksikan langsung acara ini. Tinggal konsistensi saja, soal kekurangan di sana-sini, itu wajar. Tapi bagiku acara ini luar biasa," katanya.
 
Sebelumnya, penampilan kelompok musik Mataniari bersama "raja sulim" Marsius Sitohang yang tampil Jumat malam (14/6) seolah membuka panggung musik internasional ini. Mataniari menampilkan sejumlah reportoar Batak yang diiringi tiupan sulim (seruling Batak Toba).
 
Penampilan Mataniari dan Marsius pun mendapat apresiasi pengunjung termasuk Bupati Tobasa Darwin Siagian yang ikut naik pentas. Pengunjung bahkan meminta kelompok musik ini menampilkan reportoar lain sebagai tambahan.
718