Home Internasional Perawat Asal Skotlandia Melahirkan Bayi Kembar Meski Mengidap Ebola

Perawat Asal Skotlandia Melahirkan Bayi Kembar Meski Mengidap Ebola

Glasgow, Gatra.com - Seorang perawat asal Skotlandia bernama Pauline Cafferkey (43) yang mengidap penyakit Ebola, dikabarkan telah melahirkan dua anak lelaki kembar pasa Selasa (11/6) lalu. Pasca melahirkan, Cafferkey mengatakan, ada masa depan setelah mengidap penyakit tersebut.

Cafferkey mendapatkan virus Ebola pada tahun 2014 silam, selama masa epidemi yang menewaskan puluhan ribu orang di Afrika Barat. Setelah menghabiskan waktu berminggu-minggu di unit isolasi, Cafferkey dinyatakan bebas dari penyakit tersebut. Namun setelahnya ia tetap harus bolak-balik ke rumah sakit.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua staf NHS yang luar biasa yang telah membantu saya sejak saya jatuh sakit pada 2014 hingga melahirkan bayi saya minggu ini. Ini menunjukkan bahwa ada kehidupan setelah Ebola dan ada masa depan bagi mereka yang menderita penyakit Ebola," kata Cafferkey dalam sebuah pernyataan yang dikutip CNN.

Peristiwa persalinan itu menandai perkembangan yang bahagia dalam perjalanan panjang dan sulit bagi Cafferkey yang bekerja sebagai perawat kesehatan masyarakat. Ia mendapatkan virus Ebola saat bekerja di Sierra Leone dengan badan amal Save the Children.

Epidemi Ebola yang menghancurkan sedang berlangsung selama masa tugasnya, meskipun Cafferkey tidak mengetahui bahwa hidupnya sendiri berisiko sampai dia jatuh sakit tak lama setelah mendarat kembali di Inggris.

Dia kemudian didiagnosis dengan Ebola dan dipindahkan untuk perawatan intensif ke Rumah Sakit Royal Free London, yang memiliki unit isolasi, staf medis terlatih, tenda dengan ventilasi terkontrol yang dipasang di atas tempat tidur pasien.

Pada satu titik selama kunjungan pertama itu, rumah sakit mengatakan kondisi Cafferkey secara bertahap memburuk dan kritis. Meskipun demikian, setelah Cafferkey melakukan unjuk rasa berminggu-minggu, ia kemudian diizinkan pulang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 11.000 orang meninggal selama epidemi, dan vaksin baru serta perawatan telah diperkenalkan untuk menangkal penyebaran penyakit. Wabah Ebola baru di Republik Demokratik Kongo sendiri dikabarkan telah menjalar dan melintasi perbatasan.

174