Riyadh, Gatra.com - Putra Mahkota Saudi Arabia Mohammed bin Salman, meminta dewan internasional untuk mengambil sikap tegas setelah dua kapal tanker minyak diserang di rute vital pelayaran, daerah Selatan Selat Hormuz. 

Dalam wawancara dengan Ashara Al-Awsat, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu, (16/6), Mohammed bin Salman menuduh Iran dibalik penyerangan tersebut. Meski mengeluarkan pernyataan itu, kerajaan Arab Saudi tidak ingin menyatakan perang kepada Iran. 

Tuduahan yang sama juga dilontarkan  otoritas AS. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konfrontasi yang lebih luas di wilayah tersebut.

Iran sendiri membantah keterlibatan meraka dalam penyerangan yang terjadi pada Kamis, (13/6), lalu. Wilayah Selatan Selat Hormuz merupakan rute vital serta tempat transit pengangkut minyak.

Dalam pernyataannya yang dipublikasikan pada Minggu (16/6), Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga mengatakan hubungan strategis dengan Amerika Serikat (AS) tidak akan terpengaruh oleh “kampanye media atau sikap yang diterbitkan oleh entitas AS”.

"Rezim Iran tidak menghormati kunjungan perdana menteri Jepang ke Teheran dan malah menyambut dengan menyerang dua kapal tanker yang salah satunya milik Jepang," jelas Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

Riyadh sendiri sedang berada dalam pengawasan internasional semenjak kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) tahun lalu saat kasus pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi yang tinggal di AS dan bekerja untuk Washington Post.