Yogyakarta, Gatra.com - Masa 1980 hingga 1990 dianggap periode yang memberi perubahan besar pada kehidupan manusia. Beberapa di antara perubahan itu masih bisa dilihat jejaknya hingga sekarang, seperti teknologi komputer dan musik elektronik.
Demi membangkitkan kembali masa-masa itu, siswa SMA De Britto yang tergabung dalam ekstrakurikuler Desain Komunikasi Visual (DKV) menggelar pameran seni bertajuk “Nostalgic” di Kedai Kebun Forum, Yogyakarta, yang dibuka pada Jumat (14/6) dan berlangsung hingga Minggu (16/6).
Meski termasuk kalangan milenial yang lahir setelah lewatnya era tersebut, mereka berusaha mengangkat tema masa 80-90an lewat karya seni. Salah satu panitia “Nostalgic” Darren Nicholas menuturkan, ide pameran ini adalah tema-tema yang berkesan dari masa lalu.
Darren melihat, dekade 80-90an cocok dengan kriteria itu. “Jadi kita ambil pameran bertema 80-90an, meski kita tidak hidup di masa itu,” ujar Darren.
Baca Juga: Saat Lukisan Dihiasi Nota dan Tiket Bekas
Selain berkesan, periode 80-90s juga dipilih karena menandakan perubahan. Dewa Wimba, selaku ketua panitia, menganggap tahun-tahun 1980 hingga 1990 sebagai era revolusi. Meskipun tidak hidup di masa itu, Wimba mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di masa itu memiliki keterkaitan dengan masa kini.
Oleh karena itu, Wimba dan kawan-kawannya tetap ingin menghadirkan kenangan dari tahun 80-90an pada karya-karya mereka. “Intinya, tidak ingin melupakan era-era yang telah lalu,” ujar Wimba.
Wimba sendiri menyumbang beberapa karya. Salah satunya figur robot Voltus yang terpampang di sudut ruang depan pameran. Voltus, karakter animasi populer pada 90an, dibangun kembali oleh Wimba dengan kardus bekas sebagai bahan utama dan didominasi warna coklat.
Baca Juga: Lebaran di Galeri Yogyakarta, Melihat Sesajen Bali sebagai Ekspresi Seni
Voltus kreasi Wimba ini berdiri dengan salah satu kaki menginjak sebatang pohon. Penampilan Voltus ini dijadikan Wimba sebagai simbol pembangunan oleh manusia yang menghancurkan alam.
Padu-padan alam dengan kreasi manusia juga ditunjukkan lewat karya Deswantara Rheinalvi Hamid, “The Biomes Inside of 80’s Logos”. Dalam karya tersebut, Deswantara menyandingkan tiga logo dari merek populer di tahun 1980-an. Ia memasukkan unsur alam lewat gambar bentang alam dalam logo Apple, Disney, dan Adidas.
Selain itu, terdapat karya yang menampilkan produk kendaraan yang jadi idola di tahun 80an. RX-King, motor keluaran Yamaha, ditampilkan ulang dalam karya Dominikus Elgan Maynard yang berjudul “Product Advertisement”.
Baca Juga: Pendidikan Seni Dapat Tangkal Radikalisme
Di luar itu, karya-karya siswa SMA ini menyuguhkan beragam visual budaya populer masa itu, seperti dari dunia gim dengan sosok Mario Bross dan blantika musik dengan ilustrasi disko dan logo band Daft Punk.
Secara keseluruhan, pameran ini memamerkan sekitar 30 karya dari 16 seniman yang terlibat. Seluruh seniman merupakan siswa kelas satu dan dua SMA De Britto.
Widi Nugroho pengunjung sekaligus Wakil Kepala SMA De Britto, mengapresiasi kegiatan ini. Widi menyebut pameran ini sebagai kesempatan bagi para seniman milenial untuk mengungkapkan kreativitasnya.
Menurut Widi, dibutuhkan imajinasi yang luar biasa untuk menampilkan era yang belum pernah dihidupi oleh para seniman muda ini. “Pameran ini juga menjadi semacam tanda bahwa mereka pernah melakukan sesuatu,” ujarnya.
Reporter: Abilawa Ihsan