Rio De Janeiro, Gatra.com - Menteri Ekonomi Brasil, Paulo Guedes dan Ketua Majelis Rendah Brasil, Rodrigo Maia telah melakukan rapat pembahasan usulan reformasi jaminan pensiun. Usulan ini dinilai dapat menciptakan hambatan pada aset keuangan Brasil.
Dalam rapat tersebut, Guedes mengkritik adanya perubahan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) reformasi jaminan pensiun. Salah satunya, perubahan kebijakan membatalkan rencana pembuatan rekening tabungan pribadi.
"Hanya satu tagihan yang menghasilkan sekitar US$256 miliar tabungan yang merepresentasikan reformasi nyata dari sistem jaminan sosial pensiun. Sementara sisanya justru menunjukan adanya berbagai masalah yang perlu ditinjau kembali. Dalam waktu lima tahun atau enam tahun," kata Guedes seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (15/6).
Menanggapi kritik tersebut, Rodrigo Maia mengatakan, berdasarkan asas demokrasi, kehendak kolektif memiliki kewenangan terhadap RUU reformasi pensiun.
"Kami tidak akan memperhatikan Menteri Paulo Guedes dan agresi baru-baru ini terhadap parlemen," ucap Maia.
Maia menyebutkan komite khusus akan memberikan suara pada RUU pada 25Juni -26 Juni. Kemudian menyerahkannya ke pleno (untuk persetujuan majelis rendah) sebelum reses kongres pada akhir Juli.
Berdasarkan laporan Reuters, kritik dari Guedes dipengaruhi oleh pernyataan Kepala Staf Presiden Jair Bolsonaro yang bersuara, laporan reformasi pensiun kongres merupakan kemenangan besar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah.
Pada Kamis (13/6), komite khusus yang mengkaji RUU reformasi pensiun merekomendasikan perubahan pada rancangan awal. Mereka mengurangi rencana penghematan sebesar R$1.237 triliun menjadi R$913 miliar.