Home Kesehatan Di Kota Kupang, Lima Besar Pengidap HIV-AIDS adalah ASN

Di Kota Kupang, Lima Besar Pengidap HIV-AIDS adalah ASN

Kupang, Gatra.com - Sekitar 8% dari total 1.455 penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) yang ada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). 

“Data yang yang kami temukan demikian. Kasus populasi atau morbiditas kasus HIV-AIDS kalau dari persentase, ASN di Kota Kupang mencapai 8 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Ari Wijana, Jumat (14/6).

Data yang ada di Dinas Kesehatan Kota Kupang per awal Juni 2019 jelas dr Ari Wijana, dari jumlah total penderita terinci ASN menduduki peringkat ke lima berdasarkan diagram pemetaan profesi pekerjaan tertinggi yakni swasta sebesar 17%, Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 12%, Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL) 10%, lain-lain 9% dan ASN 8%.

“Data persentase tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan yang kami lakukan demikian. ASN yang positif terjangkit HIV-AIDS sebanyak 8% dan menempati peringkat kelima. Siapa dan dimana tidak mungkin kami sebutkan. Kami tetap menjaga kerahasiaan,“ ujar dr Ari Wijana.

Dia mengharapkan agar masyarakat dapat memahami, tidak segan berkomunikasi dan menghubungi petugas, relawan Warga Peduli Aids/HIV ( WPA) untuk memeriksakan diri atau mengontak petugas jika kerabat atau kenalaaan yang diduga terindikasi penyakit ini.

“Kami harapkan masyarakat meningkatkan intensitas kerelaan untuk di periksa, sehingga peningkatan kasus dan temuan penderita baru HIV-AIDS menjadi fokus untuk segera ditanggani sebagai bentuk penanggulangan. Ini yang kami harapkan,” harap dr Ari Wijana.

Masalahnya, banyak masyarakat yang walau terinveksi penyakit ini namun menolak diperiksa petugas WPA. Selain itu ada yang mengetahui tetangga atau kenalannya diduga terinveksi penyakit ini juga tidak mau melaporkan.

“Ini memang sulit bagi kami. Data yang ada pada kami ini maroritas penderita ditemukan petugas, relawan WPA. Ditemukan juga sudah dalam kondisi yang sudah berat baru ditangani. Kami harap partisipasi masyarakat membantu penanganan penyakit ini,” katanya.

Untuk mencegah, meminimalisir HIV-AIDS sebut dr Ari Wijana, dibutuhkan target Tree Zero ( 3-0) yaitu tidak adanya infeksi baru, tidak adanya kematian dan tidak adanya stigma bagi pederita HIV/AIDS.

“Stigma ketiga ini yang memang sulit bagi para penderita. Mereka dicemooh, dikucilkan. Masyarakat menjauhi mereka dengan umpatan segala macam bahasa. Pada hal bertemu mereka juga tidak soal. Apa para kader WPA yang bertemu mereka ini terjangkit? tidak kan?" ujarnya.

1427