Medan, Gatra.com - Pasca ambruknya panggung utama Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019, pertunjukan malam ini ditunda besok. Hal itu dikatakan Direktur TCWMF dalam konferensi pers Jumat malam (14//6)
"Pertunjukan malam ini kita tunda besok, karena masih ada perbaikan di sana-sini. Alam tidak bisa kita lawan. Ini demi kenyamanan bersama," ujar pimpinan kelompok musik Suarasama Irwansyah Harahap yang juga sebagai director of festival TCWMF.
Baca Juga: Saat Gledi Resik, Panggung Utama TCWMF 2019 Roboh
Perubahan pun terjadi pada konsep panggung, yang semula menggunakan atap, maka tidak lagi digunakan. Namun, tantangannya ialah apabila hujan turun. "Kita cari solusi, walau ada resiko. Panggung tanpa atap, kalau hujan turun alat musik dan sound akan langsung ditutup dengan terpal," ujar Ojax Manalu, salah seorang vendor yang dipercaya menangani panggung.
Menurut Ojax, pihaknya tidak menduga angin kencang bakal membuat panggung ambruk, karena ia sudah berpengalaman mendirikan panggung sejenis di berbagai event, salah satunya event 1000 Tenda di Paropo. "Di situ kita malah bikin panggung di tepi danau, angin juga tak kalah kencang. Hanya saja, di situ kita tidak pakai atap. Jadi kalau hujan, konser kita hentikan, setelah reda kita lanjut lagi," katanya di sela-sela aktivitasnya memperbaiki panggung.
Baca Juga: Pemusik Gaek Djaduk Ferianto Berharap TCWMF jadi Ikon World Music Festival di Indonesia
Seyogianya malam ini akan digelar pertunjkan dari kelompok musik Mataniari bersama Marsius Sitohang. Kelompok ini akan membawa lagu Batak yang diiringi musik uning-uningan. Sebelum robohnya panggung, grup Mataniari masih sempat menggelar gledi resik. Namun dalam hitungan menit, saat gledi resik usai, panggung pun roboh akibat angin yang berhembus.