Jakarta, gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat pasokan daging ayam ras stabil dan terkendali. Berdasarkan perhitungan prakiraan, kebutuhan daging ayam pada bulan Mei dan Juni 2019 sebesar 562.833 ton, sedangkan ketersediaan sebesar 593.206 ton.
"Ketersediaan daging ayam menjelang ramadhan, saat dan pasca Idulfitri cukup, bahkan surplus sebesar 30.373 ton," ungkap Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Mufiani, Jumat (14/4).
Berdasarkan pemantauan Petugas Informasi Pasar (PIP), harga daging ayam ras di 158 kabupaten/kota di seluruh Indonesia stabil. Rinciannya, lanjut Fini, untuk rata-rata harga daging ayam di tingkat konsumen pada H-5 (Sebelum ramadan) sebesar Rp33.756/Kg dan harga pada H+5 turun menjadi Rp33.505/kg.
Sedangkan harga ditingkat produsen pada H-5 Rp21.053/Kg berat hidup dan harga H+5 turun menjadi Rp 20.204/Kg berat Hidup. Adapaun harga rata-rata daging ayam di tingkat konsumen dan produsen pada bulan Mei masing-masing sebesar Rp33.469/Kg dan Rp20.824/Kg berat hidup.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa daging ayam hanya memberi andil 0,05% dari total inflasi bulan Mei 2019 sebesar 0,68%. Meskipun menyumbang inflasi kedua terbesar setelah cabai merah (0,10%), namun angka ini masih lebih rendah dari Mei 2018 yang sebesar 0,07% dari total 0,21%.
"Data tersebut menjelaskan kondisi harga ayam baik ditingkat produsen dan konsumen masih stabil pada saat ramadan, lebaran dan pasca Lebaran” tutur Fini.
Selain pemantauan harga, Fini mengaku pihaknya telah melakukan operasi pasar dengan beberapa lembaga terkait guna memastikan ketersediaan stok dan harga.
“Melalui upaya yang telah pemerintah lakukan, Kami sangat mengapresiasi sinergi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, sehingga harga dan ketersediaan bahan pokok khususnya daging ayam pada puasa dan lebaran tahun ini dapat dikendalikan dan dijaga stabilitasnya” demikian Fini.