Jakarta, Gatra.com - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) menyebut komposisi investasi masih didominasi penanaman modal asing (PMA). Kondisi ini berlangsung selama 10-20 tahun terakhir.
Meski demikian, penanaman modal dalam negeri (PMDN) terus meningkat. Meski pertumbuhan PMDN dibatasi oleh level suku bunga Indonesia yang tinggi sehingga tidak semua perusahaan berani menanggung biaya pinjaman usaha.
"Perusahaan lebih prefer pinjam modal asing karena biaya bunga pinjamannya jauh lebih murah," kata Wakil Ketua Kadin Shinta Wijaya ketika dihubungi Gatra.com, Jumat (14/6).
Shinta menambahkan dengan kondisi saat ini, perang dagang antara Amerika Serikat vs Cina, kecenderungan incestor dunia me-retain investasi ke negara berkembang seperti Indonesia akibat tingkat ketidakpastian yang masih tinggi.
Di sisi lain, investor Indonesia segan meminjam dana asing dalam jumlah besar untuk diinvestasikan di Indonesia, akibat masih ada kekhawatiran terkait fluktuasi nilai tukar.
"Ini memang kondisi yang akan berangsur-angsur membaik ke depannya tetapi masih terlalu dini untuk bisa diproyeksikan dalam bentuk angka target pertumbuhan investasi sebesar 7-7,4% karena banyak investor yang masih menunggu kelanjutan fluktuasi hubungan AS-Cina khususnya menjelang summit G20," pungkas dia.