Home Internasional Tensi Laut Baltik Memanas, Amerika Libatkan Armada Ke-2 dalam Latihan NATO

Tensi Laut Baltik Memanas, Amerika Libatkan Armada Ke-2 dalam Latihan NATO

Berlin, Gatra.com – Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang berlatih di Laut Baltik akhir-akhir ini, seperti yang dilakukan sebelumnya. Kali ini latihan tidak biasanya karena dipimpin langsung oleh komando Armada ke-2 Angkatan Laut AS, kekuatan utama selama era Perang Dingin. 

Di sisi lain, Rusia melakukan kontra-manuver.

Pada tahun 2011, Armada ke-2 dibubarkan karena pada saat itu pemerintahan Obama menganggap bahaya dari Rusia rendah. Armada itu dihidupkan kembali pada 2018 "sebagai tanggapan terhadap aktivitas angkatan laut Rusia yang tumbuh di Atlantik," menurut pernyataan resmi NATO, dikutip dw.com.

Aktivitas Rusia menjadi latar belakang setiap kali NATO melakukan latihan di Laut Baltik. Namun sejak pencaplokan semenanjung Krimea oleh Rusia, aliansi tersebut memberikan perhatian khusus pada sisi timurnya.

NATO mendemonstrasikan hal ini dengan melindungi tiga negara Baltik yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania - ketiganya adalah bekas republik Soviet. Dalam beberapa tahun terakhir, insiden telah berulang kali terjadi di Laut Baltik ketika pesawat jet NATO mencegat atau mengawal pesawat militer Rusia.

"Rusia adalah negara Baltik dan kami menghormati itu," ujar Wakil laksamana dan komandan Armada ke-2 AS, Andrew Lewis kepada DW, Jumat (14/6). 

"Namun, Laut Baltik dan wilayah udara di atasnya adalah wilayah internasional. Kami memiliki hak untuk menggunakannya sesuai dengan standar internasional," tambahnya.

Latihan tahunan NATO yang dinamakan BALTOPS itu dilakukan hingga 21 Juni dan telah dilakukan selama lebih dari 40 tahun. 

Menurut NATO, 16 negara telah berpartisipasi. Total sekitar 8.600 tentara, 50 kapal, dua kapal selam, 40 pesawat, dan sebuah kapal induk helikopter yang menyertai Juan Carlos I, kapal induk angkatan laut Spanyol terlibat dalam latihan tersebut.

Menurut NATO, seluruh aspek dipraktekkan: pertahanan udara, respons terhadap penghancuran ranjau dan kapal selam, dan pertahanan terhadap serangan oleh "kapal musuh."

Reaksi Moskow terhadap BALTOPS sangat serupa dengan era Perang Dingin. Tentara dari lima negara anggota NATO melakukan pendaratan di pulau Saaremaa, Estonia pada hari Rabu (12/6). 

Pada hari yang sama, angkatan laut Rusia dilatih untuk menenggelamkan kapal selam "musuh" di Laut Baltik. Di wilayah eksklaf Rusia, Kaliningrad, serangan rudal terhadap kapal "musuh" juga disimulasikan.

Tampaknya latihan militer NATO tidak hanya diamati oleh Moskow, tetapi juga dicerminkan dengan latihan Rusia pada gilirannya. Namun dengan tujuh kapal perang di pihak Rusia, secara signifikan lebih sedikit pasukan yang terlibat.

Menurut data Rusia, sudah ada satu insiden pertemuan dengan NATO. Pada hari Senin, sebuah jet tempur Rusia Su-27 diduga mencegat pesawat pengintai AS dan Swedia di atas Laut Baltik.

Wakil Laksamana Lewis tidak mengesampingkan "interaksi" potensial antara NATO dan Rusia di Atlantik Utara, tetapi ia mengharapkan "manajemen profesional." 

"Kami mengharapkan pencegahan dan koeksistensi damai," katanya.

Lewis mengaku pihaknya memiliki ketertarikan terhadap Kutub Utara, wilayah lain di mana Rusia semakin melaporkan klaim dan memperluas angkatan bersenjatanya.

“Tujuannya untuk belajar sebanyak mungkin tentang operasi di Kutub Utara," ujarnya.

“Arktik (Kutub Utara) adalah wilayah di mana AS sama akrabnya dengan Rusia atau Norwegia, katanya. 

Ia menambahkan bahwa mereka ingin memastikan bahwa Arktik tetap menjadi wilayah di mana hukum maritim internasional tidak ditentang.
 

432

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR