Home Kesehatan Kasus Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, Bidan di Banyumas Diminta Tekan AKI

Kasus Kematian Ibu Melahirkan Tinggi, Bidan di Banyumas Diminta Tekan AKI

Banyumas, Gatra.com - Bidan sebagai pelayan kesehatan diminta berperan aktif untuk menekan angka kematian ibu (AKI) di wilayah Banyumas. Pasalnya, masih terdapat 421 kasus kematian ibu dan bayi di seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengatakan, meski terus menurun setiap tahun, namun angka kematian ibu melahirkan, bayi yang baru lahir, dan balita di Banyumas masih tinggi. Oleh karena itu, dia meminta para bidan untuk turut menekan AKI tahun 2019.  "Kalau bisa AKI di Banyumas bisa dibawah 10. Artinya, sisa waktu tahun 2019 harus kerja keras," ujarnya, Jumat (14/6).

Menurut Achmad, pada data Dinas Kesehatan Banyumas, AKI tercatat terjadi 33 kasus pada  2014, tahun 2015 bisa ditekan sebanyak 29 kasus, lalu menjadi 22 kasus pada 2016, 13 kasus pada tahun 2017, dan 10 kasus pada tahun 2018.

Dia menjelaskan, profesi bidan sebenarnya tidak hanya melayani persalinan, tapi juga mendampingi keluarga, membina keluarga dan membina masyarakat. Oleh sebab itu, para bidan  harus tetap bekerja keras dalam melayani masyarakat.

"Saya tahu perjuangan panjang para bidan ini, maka saya minta rasa syukur itu diwujudkan dengan pengabdian yang total disertai keikhlasan, bukan untuk saya, bukan untuk kepala BKDD melainkan untuk masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Banyumas," ucapnya.

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Banyumas Achmad Supartono, mengatakan bahwa di wilayah Banyumas terdapat 242 bidan desa yang telah sudah menerima surat keputusan (SK) calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD). Kamis (13/6) lalu, 40 bidan desa PTT yang berusia lebih dari 35 tahun juga telah mendapatkan surat itu

"Penyerahan SK ini merupakan sesuatu yang luar biasa, karena aturan sebelumnya bidan yang usianya sudah 35 ke atas tidak bisa diangkat menjadi PNS. Namun karena perjuangan Forum Bidan Desa, akhirnya Bapak Presiden mengeluarkan peraturan baru yang akhirnya 40 bidan ini bisa diangkat menjadi CPNS," kata Partono.

Sementara itu, Ketua Forum Organisasi Bidan Desa (Forbides) Banyumas, Tevia Ari Mustika, mengaku perjuangan para bidan desa untuk memperoleh hak diangkat sebagai PNS merupakan perjuangan yang cukup panjang. Mereka bahkan harus menemui Presiden Joko Widodo.

"Tanggal 13 Juni ini adalah hari kemenangan Bidan Desa yang usianya lebih dari 35 tahun. Ini adalah buah dari perjuangan panjang yang kami lakukan yang tak disangka sangka akhirnya menjadi CPNS. Kami sudah memulai dan sebagai yang pertama kali diangkat menjadi bidan desa, tetapi harus menerima SK terakhir," kata Tevia. 

743