Kebumen, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen, Jawa Tengah menyiapkan sebanyak 1.450 tangki air bersih untuk mengatasi darurat krisis air bersih lantaran musim kemarau datang lebih cepat dari biasanya pada 2019.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kebumen, Eko Widianto, memperkirakan jumlah desa yang mengalami krisis air bersih tak berbeda jauh dari 2018 lalu yang mencapai 60 desa di 18 kecamatan. Tapi, lantaran musim kemarau tiba lebih awal, ada pula kemungkinan desa yang mengalami krisis air bersih bertambah. “Ya kalau kisaran tahun lalu itu 60 desa-lah sampai puncak musim kamarau. Nah, ini kan kita menjaga kaitannya dengan kondisi darurat,” katanya, Jumat (14/6).
Jika kemarau normal, jumlahnya akan berkurang karena ada berbagai program air bersih, seperti Pamsimas. Hanya saja, ia menyebut jumlah desa yang terjangkau program Pamsimas tidak berpengaruh banyak terhadap jumlah wilayah yang biasanya terdampak kekeringan.
Meski darurat kekeringan, Eko yakin, BPBD akan memenuhi seluruh bantuan air bersih. Selain BPBD yang menyediakan 1.450 tangki bantuan air bersih, instansi dan lembaga-lembaga lain pun bakal membantu. Tahun lalu, bantuan dari pihak lain mencapai 515 tangki air bersih.
“Kalau anggaran untuk kekeringan, khususnya droping air bersih, saya ada 1.450 tangki dari APBD. Biasanya, ada sumbangan-sumbangan dari CSR ataupun kegiatan-kegiatan masyarakat untuk membantu,” ujarnya.
Untuk pengiriman bantuan air bersih, BPBD memiliki lima unit mobil tangki air. Kemudian, ada sejumlah tangki PDAM yang diperbantukan, serta dari pihak lain, misalnya Damkar. Selain tanggap darurat kekeringan, BPBD Kebumen melakukan berbagai program pengurangan wilayah berisiko krisis air bersih. Antara lain dengan program sumur bor dalam dan pipanisasi air bersih dari mata air.