Home Teknologi Gelombang Pasang Porak-porandakan Pesisir Selatan, Dampak Supermoon?

Gelombang Pasang Porak-porandakan Pesisir Selatan, Dampak Supermoon?

Cilacap, Gatra.com – Gelombang tinggi terjadi beberapa hari terakhir. Bahkan, pada Selasa lalu, gelombang pasang menyebabkan sejumlah pantai wisata di Kebumen dan  Cilacap porakporanda

Video detik-detik gelombang pasang pun banyak beredar di berbagai linimassa. Sebagian warganet menghubungkan gelombang pasang ini dengan fenomena supermoon, seperti yang terjadi pada Desember 2018.

Supermoon adalah saat  jarak antara bumi dan bulan mencapai titik terdekat. Hal itu memicu gelombang pasang yang bahkan bisa menyebabkan banjir rob jika ditunjang dengan faktor regional lainnya, seperti  hujan lebat atau tiupan angin kencang.

Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena gelombang pasang yang terjadi di laut selatan saat ini bukan  pengaruh supermoon. Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan, mengatakan bahwa gelombang tinggi  tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh tiupan angin kencang. “Bukan pengaruh Supermoon,” ucapnya.

Menurut dia, pesisir selatan Jawa sudah memasuki musim angin timur. Kekuatan gelombang juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut akibat siklus gravitasi bulan yang berpengaruh terhadap pasang dan surut air laut. Gelombang akan semakin kuat jika tiupan angin kencang bersamaan dengan pasang air laut.

Saat ini, tiupan angin berkecepatan sekitar 25 knot tengah bertiup di Samudra Hindia. Angin bertiup dari arah tenggara mengarah ke barat laut. Kecepatan angin itu berimbas langsung kepada naiknya ketinggian gelombang setinggi 4-6 meter.

Kepulauan Indonesia, termasuk pesisir selatan Jawa adalah barier atau batas antarsamudra. Karenanya, ombak di pantai selatan sangat tinggi dan bisa menerjang daratan mulai dari puluhan hingga seratusan meter lebih.

“Dampaknya, pada musim kemarau, angin yang berembus kencang, dari Benua Australia menuju ke Benua Asia, setelah melewati lautan di wilayah Indonesia, maka akan mengakibatkan gelombang yang tinggi,” katanya.

Rendy menjelaskan, diperkirakan gelombang tinggi ini masih berpotensi terjadi pada musim angin timur. Meski BKMG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 15 Juni 2019, bisa saja peringatan dini itu akan diperpanjang.

Sebab itu, ia menyarankan agar wisatawan dan nelayan di pesisir selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi. Nelayan diimbau untuk tak melaut. Adapun wisatawan, disarankan untuk tak bermain di pinggir pantai.

 

416