Home Kesehatan Peneliti AS Kembangkan Vaksin Alzheimer

Peneliti AS Kembangkan Vaksin Alzheimer

Albuquerque, Gatra.com - Alzheimer diperkirakan akan menyerang 13,8 juta warga Amerika Serikat pada tahun 2050. Merujuk pada catatan asosiasi pemerhati masalah Alzheimer, saat ini penduduk AS yang mengidap penyakit ini diperkirakan sekitar 5 juta orang dan merupakan penyakit nomer 6 yang menjadi mematikan di negara adidaya tersebut.

Namun, ada kabar gembira yang cukup menjanjikan dari University of New Mexico (UNM) yang kini sedang mengembangkan vaksin terbaru untuk penyakit tersebut.

Seperti yang dilansir oleh MedicalDaily, pengajar Departemen Genetika dan Mikrobiologi Molekuler UNM, Kiran Bashkar yang memimpin tim tersebut mengatakan ide tersebut muncul sejak 2013 dan membutuhkan waktu 5 tahun untuk mewujudkannya. Ia mengatakan pihaknya tidak ingin mendeklarasikan keberhasilannya tanpa uji coba pada manusia dan mendapat izin Asosiasi Makanan dan Obat AS (FDA).

Dalam makalah yang dipublikasikan di NPJ Vaccines awal bulan ini, tim tersebut menjelaskan bagaimana mereka mengembangkan vaksin yang membentuk antibodi pada kusut tau di otak tikus. Tau adalah protein yang berkumpul di otak dan membentuk struktur kusut di manusia. Vaksin ini dibuat menggunakan virus mirip partikel yang melepaskan antibodi beberapa bulan setelah dikonsumsi tikus.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sebagian fungsi kognitif otak pulih secara menakjubkan. Tikus yang diberi vaksin memiliki hasil tes lebih baik dibandingkan tikus yang tidak diberikan.

"Kami terkejut dengan temuan tersebut karena menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan sistem imun tubuh kita untuk membentuk antibodi yang mengikat dan menghilangkan kusut tau tersebut," ungkap mahasiswa doktoral Nicole Maphis di Departemen Ilmu Biomedis UNM dalam rilis pers.

Ketika sel saraf otak mati, ukuran otak mengecil. Maphis mempelajari hasil pemindaian MRI dan mencatatat bahwa otak tikus yang diberi vaksin tidak menyusut. Ia juga menemukan kusut dalam korteks dan hippokampus -yang mengalami disfungsi saat Alzheimer- juga berkurang.

"Hasil ini mengonfirmasi bahwa menyasar kusut tau menggunakan vaksin dapat menyelamatkan kerusakan memori dan mencegah kematian neuron (sel otak)," ujar Maphis. Menurut para peneliti, untuk mengomersialkan dan mengenalkan vaksin tersebut ke pasar obat, membutuhkan waktu jutaan dolar.

Salah satu tahap awal mencapai tujuan tersebut adalah bekerjasama dengan perusahaan obat Agilvax , Inc. dan bagian pemasaran teknologi UNM. Tim tersebut ingin menghimpun dana dalam bentuk hibah dari lembaga riset dan federal. Eksperimen dengan tim kecil dapat menghabiskan biaya US$ 2 juta.

436