Sacramento, Gatra.com - Departemen Keadilan Tenaga Kerja dan Perumahan (DFEH) California melakukan penyelidikan atas tuduhan diskriminasi gender, penyerangan, dan pelecehan yang terjadi di perusahaan developer Riot Games. DFEH mengumumkan telah mengajukan gugatan penyelidikan terhadap Riot Games pada Rabu (12/6).
Dilansir dari PC Gamer, bersamaan dengan penyelidikan yang dilakukan DFEH, untuk mencari bukti diskriminasi gender secara umum. Mereka juga berusaha mendapatkan akses untuk mengetahui perbedaan upah karyawan pria dan wanita Riot Games.
DFEH mengatakan gugatan diajukan karena Riot Games bersikap diskooperatif. Namun, Riot Games menyangkal telah menghalangi penyelidikam DFEH. Dalam sebuah pernyataan, Riot Games mengatakan pihaknya telah bersikap komunikatif sejak awal penyelidikan dimulai.
Bahkan, Riot Games mengaku telah memberikan semua informasi yang dibutuhkan DFEH. Mereka menyangkal keluhan DFEH dengan alasan justru pihak DFEH yang bersikap tidak kooperatif.
"Kami telah melakukan komunikasi aktif dengan DFEH sejak penyelidikan dimulai. Investigasi ini muncul ketika adanya tuduhan mengenai diskriminasi di tempat kerja. Kami telah bekerja sama dengan DFEH untuk mengatasi masalah tersebut," ujar Riot Games dalam pernyataannya.
Selama ini, lanjut mereka, pihaknya selalu menanggapi permintaan DFEH dengan cepat. Bahkan telah memberikan dokumen sebanyak 2500 halaman serta ratusan ribu data pembayaran gaji karyawan.
"Kami juga telah membuat beberapa permintaan baru-baru ini untuk berpartisipasi dengan DFEH dalam menjawab permintaan mereka. Sampai saat ini, permintaan ini belum dijawab. Jadi kami benar-benar kecewa melihat masalah DFEH yang menyatakan bahwa kami tidak kooperatif," jelas mereka.
Riot Games yakin pihaknya telah membuat kemajuan yang substansial dalam kesetaraan karyawan serta budaya perusahaan.
Investigasi ini didasari sebuah laporan yang mengatakan Riot Games buruk dalam hak diskriminasi gender. Sejak saat itu Riot Games mendatangkan beberapa orang baru untuk membantu mengubah budaya dan nilai perusahaan baru. Hal ini dilakukan untuk memaksa karyawan melakukan arbitrasi agar kasus tidak berlanjut ke ranah hukum. Dilaporkan, 150 karyawan Riot Games melakukan mogok kerja.