Jakarta, Gatra.com – Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah mengukuhkan empat profesor riset tahun ini. Selanjutnya, Kemenkes akan fokus pada permasalahan terkait pengendalian penyakit tidak menular dan stunting.
“Kita masih memiliki tantangan kesehatan antara lain tingginya angka kematian ibu dan anak maupun bayi. Selain itu mengenai kekurangan gizi pada anak, pengendalian angka kesakitan baik penyakit menular dan tidak menular, serta pencapaian imunisasi dasar lengkap,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes),Nila Moeloek saat memberikan sambutan di acara pengukuhan profesor riset Badan Litbangkes di Kemenkes, Jalan H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (13/6).
Diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menimbulkan komplikasi. Sehingga, dapat meningkatkan angka kematian. Biaya pengobatan yang tergolong tinggi selama ini memberatkan BPJS Kesehatan. Prevalensi faktor risiko diabetes mellitus didominasi oleh stunting, obesitas dan gaya hidup tidak sehat pada anak maupun remaja.
“Isu stunting itu penting ya. Stunting tidak hanya menyebabkan tubuh kita kerdil tetapi juga otak. Di samping itu, sangat berkaitan juga dengan penyakit yang tidak menular. Saya kira ini adalah suatu siklus yang kita harus kita atasi bersama. Apalagi, nantinya akan masuk ke program pemerintah yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mendatang,” jelasnya.
Empat profesor riset yang dikukuhkan tersebut adalah Dr. dr. Laurentia Konadi Mihardja, MS., Sp. GK. (Kepakaran Bidang Epidemiologi dan Biostatistik), Dr. dr. Julianty Pradono, MS (Kepakaran Bidang Epidemiologi dan Biostatistik), Dr. Astuti Lamid, MCN. (Kepakaran Bidang Makanan dan Gizi) dan Dr. Dede Anwar Musadad, SKM., M.Kes. (Kepakaran Bidang Kesehatan Lingkungan).
“Harapannya, gelar profesor riset yang telah dicapai ini dapat meningkatkan kontribusi Badan Litbangkes dalam memecahkan persoalan dan tantangan kesehatan masyarakat Indonesia. Melakukan pendekatan yang menyadarkan orang-orang di sekeliling kita akan pentingnya kesehatan,” imbuh Nila.