Jakarta, Gatra.com - Pengelolaan sampah hingga lahan yang disediakan sebagai tempat pembuangan merupakan persoalan pelik yang dihadapi hampir di semua kota besar di Indonesia. Tidak terkecuali Jakarta, yang per-harinya, menghasilkan 7.500 ton sampah.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Andono Warih mengatakan, persoalan sampah ibu kota harus segera dicarikan solusinya. Jika 7.500 ton sampah diantarkan ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang saja, maka tiga tahun mendatang lokasi tersebut akan penuh dengan sampah.
"Tentunya kita semua berharap agar TPA Bantar Gebang tidak kepenuhan dan dapat diperluas kapasitasnya,” ujar Andono dalam diskusi mengenai Jakarta Less Waste Initiative di Jakarta Smart City (JSC), Kamis (13/6).
Kepala Seksi Bina Peritel Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Agus Supriyanto menambahkan, jumlah TPA semakin sedikit dan luasnya berkurang. Perlu ada pendekatan hingga kebijakan yang solutif agar kota Jakarta tidak kekurangan TPA.
“Memang harus ada recycle yang dilakukan oleh Indonesia dan semuanya membutuhkan bahan baku yang bersih dimana ada proses pemilahan sampah. Kalau pemilahan tidak berjalan baik, maka tidak pernah akan ada recycle. Selain itu, perlu adanya pemikiran untuk mengurangi produk yang dapat digunakan untuk mengurangi sampah,” tutur Agus dalam acara diskusi yang sama
Praktisi Persampahan Waste4Change, Bijaksana Junerosano menambahkan, perlu ada dukungan menyentuh dari pihak yang berpengaruh ke masyarakat. Selain kebijakan, pola atau gaya hidup juga harus berubah.
“Masyarakat dapat melakukan audit terhadap produk yang dihasilkannya dan mengurangi penggunaannya. Selain itu perlu akan denda bagi siapapun yang menghasilkan sampah,” tutup dia.