Home Politik Terdapat Penyimpangan Dalam Tubuh Partai Demokrat, Akibat Ulah Oknum Petinggi Partai

Terdapat Penyimpangan Dalam Tubuh Partai Demokrat, Akibat Ulah Oknum Petinggi Partai

Jakarta, Gatra.com- Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, Partai Demokrat mengalami penurunan peringkat. Hal ini mendapat respon dari salah satu pendirinya, Ahmad Mubarok. Ia berujar terdapat penyimpangan di dalam internal Partai Demokrat.

Menurutnya terdapat prinsip yang dilanggar seperti gerakan moral dan partisipasi dalam struktur. Mengingat terdapat kader yang berbicara kepada publik tanpa persetujuan partai, sehingga menimbulkan asumsi negatif.

Oleh karena itu, ia berniat melakukan pembenahan. Tentunya akan berkoordinasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

" Dari pengalaman, kita mampu bangkit kembali. Ada generasi pendobrak, pembangun, dan penikmat. Apabila tidak ada generasi pendobrak, maka akan hilang," tuturnya saat konferensi pers di Bumbu Desa, Jakarta, Kamis (13/6).

Ketua Pengawas Partai Demokrat, Ahmad Yahya menuturkan akan menindak kader partai yang mencoreng nama partai. Pertama akan dilakukan pemanggilan secara tertulis.

" Mengalami proses decline untuk menaikan rating. Menjadi keprihatinan para pendiri dan komisi pengawas," katanya.

Ia berujar seluruh pengurus partai harus kembali ke fitrah. Partai modern harus dikelola secara modern. Hal ini wajib terimplementasi oleh siapa pun yang mengatasnamakan Partai Demokrat.

Seperti diketahui, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Rachlan Nashidik menyebut akan membubarkan koalisi. Hal ini langsung mendapat respon keras dari Dewan Pembina Partai Demokrat.

" Kami prihatin muncul opini dari ulama dan sebagainya yang menjadi pergunjingan politik. Pembicaraan ramai tentang membubarkan koalisi. Ini jelas mencemarkan nama kita," ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua.

Max berujar ucapan pembubaran koalisi bukan berasal dari partai. Hanya pendapat individu oknum. Sehingga ia berharap masyarakat mampu memilih mana yang merupakan suara partai dan mana yang hanya pendapat subjektif.

" Maaf juga kepada publik apabila merasa tersinggung dengan ucapan yang menyebut Prabowo kalah karena membela ulama. Itu bukan dari Partai Demokrat," tuturnya.

228