Purbalingga, Gatra.com – Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pengalusan, Desa Pengalusan, Kecamatan Mrebet, Purbalingga bakal melibatkan banser dan santri dalam perayaan Pentakosta atau Minggu Putih, Sabtu dan Minggu, 15-16 Juni 2019.
Panitia bakal melibatkan Satkoryon Banser Kecamatan Mrebet untuk keamanan. Panitia juga menghadirkan puluhan santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlatus Sholikhin Sukawarah, Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar.
Ketua panitia Perayaan Pentakosta GKJ Pengalusan, Pendeta Bagus Imam Tjahyono, mengatakan bahwa pelibatan banser dan santri tersebut merupakan upaya untuk merawat semangat toleransi antarumat beragama. Tahun ini, Minggu Putih GKJ Pengalusan bertema ‘Endahing Seduluran’ atau indahnya persaudaraan.
"Acaranya kami kemas sedemikian rupa, agar kebersamaan yang toleran antarsesama manusia di Purbalingga terjalin erat," katanya, dalam keterangan tertulis yang disampaikan Kamis (13/6).
Dia menjelaskan, dalam perayaan Pentakosta itu, ada acara khas berupa lelang hasil pertanian dan ternak atau undhuh-undhuh dan grebeg serta rebutan gunungan hasil bumi. Kemudian ada pula pemutaran film oleh Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dan komunitas pegiat film pendek Purbalingga.
Perayaan Pentakosta GKJ Pengalusan diawali dialog lintas agama di gedung GKJ Pengalusan, Sabtu (15/6), sekitar pukul 15.00-19.00 WIB. Dialog ini akan mendatangkan lima narasumber. Mereka adalah K.H. Akhmad Khotib (Wakil Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Purbalingga) , Pdt Maria Puspitasari (Gereja Kristen Jawa, Purwokerto).
Kemudian, dr Mulyadianto (Forum Kerukunan Umat Beragama/FKUB Purbalingga), Ugo Untoro (seniman asal Purbalingga), serta Marno (Yayasan Kalam Purbalingga). Acara dialog ini akan dipandu Ustaz Sukhedi.
Kegiatan tersebut akan dihadiri sekitar 250 orang, terdiri dari masyarakat di kaki Gunung Slamet seperti dari Desa Pengalusan, Serang dan Binangun, Komunitas Gusdurian Purwokerto, Komunitas Katresnan Tanpo Wates Purbalingga, aktivis Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSA) Purbalingga, kalangan santri, sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat, Camat Mrebet, Kepala Desa se-Kecamatan Mrebet, dan Yayasan Kalam Purbalingga.
“Acara dilanjut malam harinya, pukul 19.00-20.30 WIB, di halaman parkiran gedung GKJ Pengalusan, warga di sekitar gedung gereja dihibur dengan pemutaran film oleh CLC Purbalingga,” katanya.
Kemudian, pada Minggu (16/6), sekitar pukul jam 07.00 – 09.00 WIB, jemaat GKJ Pengalusan mengikuti kebaktian peringatan Pentakosta yang dibawakan dengan bahasa Jawa. Yang unik, baik pendeta, majelis gereja maupun jemaat, mengenakan pakaian adat Jawa Banyumasan.
Kemudian, pada pukul 10.00-11.00 WIB di halaman parkiran gedung GKJ Pengalusan, digelar lelang undhuh-undhuh berupa hasil pertanian dan peternakan. Di sini, masyarakat umum dan jemaat GKJ Pengalusan bersama-sama mengikuti lelang. Barang-barang yang dilelang adalah hasil bumi dan hewan ternak. Misalnya, kacang panjang, kentang, kobis, wortel, singkong, nanas dan berbagai sayuran serta buah-buahan. Ada juga ayam dan kambing.
Bagus Imam mengemukakan, kegiatan tersebut merupakan ungkapan rasa syukur para petani dan peternak di kaki Gunung Slamet. "Juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena lewat peristiwa Pentakosta manusia dipersatukan dalam persaudaraan," ujarnya.
Seusai lelang, panitia menyediakan dua buah gunungan yang berisi sayur-sayuran dan buah-buahan yang dibuat jemaat GKJ Pengalusan, yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Gunungan pertama untuk diperebutkan warga yang hadir, yang terdiri jemaat GKJ Pengalusan, puluhan santri dan masyarakat umum.
Adapun gunungan kedua, diserahkan oleh pendeta GKJ Pengalusan, Pdt Bagus Imam Tjahjono kepada perwakilan dari Ponpes Roudlatus Sholikhin Sukawarah, Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar. Oleh puluhan santri, gunungan itu diarak dengan iring-iringan mobil sejauh sekitar 15 km menuju ke Ponpes Roudlatus Sholikhin Sukawarah di Desa Kalijaran.
Agar acara itu berjalan lancar, pihak panitia menerjunkan tim keamanan yang beranggotakan Satkoryon Banser Kecamatan Mrebet dan pemuda GKJ Pengalusan. "Melalui perayaan Pentakosta, panen raya undhuh-undhuh dan dialog lintas agama ini, kami ingin merawat keberagaman," ujarnya.