Bandung, Gatra.com - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dewi Sartika mengklaim kualitas dan sarana prasaran Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Jawa Barat tak kalah dari SMA negeri. Kerena itu, ia meminta para orangtua siswa legawa jika sang anak tidak tertampung di sekolah negeri pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Dewi berharap semua siswa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jabar dapat meneruskan pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta.
"Mudah-mudahan orang tua bisa legawa ketika anaknya tidak bisa diterima di negeri, bisa masuk ke sekolah swasta," ujar Dewi Sartika, di Kota Bandung, Kamis (13/5).
Ia mengaku pihaknya tidak dapat memuaskan semua pihak, mengingat dalam PPDB kali ini hanya 34-40% lulusan SMP di Jawa Barat yang bisa masuk SMA negeri.
"Dari 774 ribu lulusan SMP, itu yang diterima di negeri sekisar 34%, maksimal 39-40%,” katanya.
Dewi juga mengimbau orangtua siswa untuk mempertimbangkan SMA yang dipilih dengan sebaik-baiknya. Adapun hal terpenting yang mesti dipahami oleh orang tua adalah jarak domisili ke sekolah yang diinginkan. Karena, jarak tersebut menjadi kunci utama lolos atau tidaknya siswa saat penerimaan siswa baru, setelah itu baru hasil Ujian Nasional (UN).
“Kalau nilainya sama, kemudian nanti yang dilihat siapa yang daftar paling dahulu, tapi persoalan bukan itu. Persoalan itu kemungkinan terjadi sangat kecil,” ucap Dewi
Disdik Jabar juga mengimbau orangtua siswa yang mengambil jalur zonasi Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) untuk tetap tenang ketika anaknya tidak lolos ke SMA negeri. Menurut Dewi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) untuk mewajibkan SMA swasta menerima siswa KETM dengan persentase sebesar 20%.
“Kita sudah bekerja sama dengan Badan Musyawarah Perguruan Swasta, mereka mempunyai kewajiban menerima siswa dari KETM, dan itu 20%. Mereka harus gratis di swasta,” pungkasnya.