Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, asumsi nilai tukar rupiah serta masalah transaksi berjalan amat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal.
Dari sisi eksternal, pelemahan ekonomi global, ketidakpastian hubungan dagang AS-Tiongkok, arah kebijakan moneter AS, proses keluarnya Inggris dan Uni Eropa, dan pelemahan perdagangan global serta fluktuasi komoditas.
"Hal-hal tersebut mempengaruhi besarnya arus valuta asing yang masuk dan keluar dari Indonesia seperti yang terjadi pada tahun 2018, yang pada gilirannya berimbas pada fluktuasi nilai tukar rupiah," katanya kepada Gatra.com, di Jakarta, Kamis (13/06).
Sementara itu, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, neraca pembayaran dan neraca transaksi berjalan adalah refleksi perekonomian Indonesia dalam hubungannya dengan dunia internasional.
Sebabnya, kata Sri Mulyani, perbaikan kinerja ekspor barang dan jasa, serta perbaikan iklim investasi, serta pendalaman sektor keuangan akan mempengaruhi posisi neraca transaksi modal dan finansial. "Persoalan tersebut telah dan akan menjadi agenda perekonomian kita," jelasnya.