Home Gaya Hidup Agustus 2019, Kompleks Lokalisasi Sunang Kuning Ditutup

Agustus 2019, Kompleks Lokalisasi Sunang Kuning Ditutup

Semarang, Gatra.com - Kompleks lokalisasi terbesar di kota Semarang Resos Argorejo yang dikenal  sebagai kompleks Sunan Kuning, akan ditutup oleh pemerintah kota Semarang. Penutupan secara resmi akan dilakukann Wali Kota Semarang pada  18 Agustus mendatang.

Hal itu disampaikan Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, Fajar Purwoto, dalam rapat terbatas yang membahas rencana penutupan lokalisasi Sunan Kuning di kantor Satpol PP, Jalan Ronggolawe Semarang, Kamis (13/6).

Rapat  itu dihadiri  Polrestabes Semarang, Dinas Sosial Kota dan Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah, Camat Semarang Barat dan Ketua Paguyuban Resos Argorejo Suwandi, serta beberapa pihak terkait yang lain.

Menurut Fajar, dengan rencana penutupan ini, diharapkan sekitar 400 penghuni wisma yang ada kompleks SK, akan berhenti menawarkan jasanya dan kembali ke kampung halaman masing-masing. Adapun  pemilik rumah di sana diharapkan tak lagi menyewakan rumah untuk praktik prostitusi lagi.

“Kami akan mengumpulkan para mucikari, pemilik karaoke dan pemilik rumah serta tokoh masyarakat setempat yang ada di kompleks itu pada  Selasa (18/6)  untuk sosialisasi” kata Fajar seusai rapat.

Selanjutnya,  kompleks  tersebut akan diubah dengan dijadikan sebagai kampung tematik seperti kuliner atau karaoke, sehingga  mengubah citra Sunan Kuning sebagai komplek lokalisasi. “Kami akan tawarkan kepada penghuni kompleks itu untuk menjadikan kawasan argorejo sebagai kampung kuliner atau karaoke. Tergantung nanti rembukan dengan warga,” kata Fajar.

Ketua Resos Argorejo, Suwandi menyambut baik rencana Pemerintah Kota tersebut. Suwandi berharap,  penutupan kompleks Argorejo tidak menimbulkan dampak negatif di lingkungan sekitar. 

Sampai saat ini, kata Suwandi, penghuni lokalisasi Sunan Kuning sebanyak 486 orang. “Kami  tidak menerima anggota lagi. Kami ingin membantu pemerintah dalam mengentaskan para pekerja seks komersial untuk kembali menempuh perjalanan hidup secara lebih manusiawi” kata Suwandi.

 

1106