Jakarta, Gatra.com – Sedikitnya 53 anak meninggal di India utara dalam 10 hari terakhir akibat penyakit otak yang mematikan yang diyakini terkait dengan zat beracun yang ditemukan dalam buah leci, kata para pejabat. Kematian itu dilaporkan dua rumah sakit di distrik Muzaffarpur, negara bagian Bihar. Bagian timur Bihar terkenal dengan kebun leci yang subur. Demikian Dailymail, 12 Juni 2019.
Anak-anak yang tewas menunjukkan gejala Sindrom Ensefalitis Akut (AES), kata pejabat kesehatan senior Ashok Kumar Singh. Singh menambahkan sebagian besar dari mereka mendadak kehilangan glukosa dalam darah mereka.
"Departemen kesehatan telah mengeluarkan penasehat bagi orang-orang untuk merawat anak-anak mereka selama musim panas ketika suhu siang hari di atas 40 derajat Celsius (104 Fahrenheit)," kata Singh. Sedikitnya 40 anak lain yang mengeluh gejala yang sama sedang dirawat di unit perawatan intensif.
"Kami mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan mereka," kata S.P. Singh, kepala petugas medis dari Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit Medis Sri Krishna. Wabah penyakit ini terjadi setiap tahun selama bulan-bulan musim panas di Muzaffarpur, dan distrik tetangga sejak 1995, biasanya bertepatan dengan musim leci.
Dikenal secara lokal sebagai Chamki Bukhar, penyakit ini merenggut 150 nyawa pada tahun 2014. Pada 2015, peneliti Amerika mengatakan penyakit otak bisa dikaitkan dengan zat beracun yang ditemukan dalam buah eksotis. Tahun lalu, angka kematian resmi dari penyakit ini adalah 40.
Mereka juga mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengungkap penyebab penyakit, yang mengarah pada kejang, mengubah kondisi mental, dan kematian pada lebih dari sepertiga kasus. Wabah penyakit neurologis juga telah diamati di daerah-daerah Bangladesh dan Vietnam yang subur dengan leci.