Kendari, Gatra.com – Kementerian Sosial RI menyalurkan Bantuan Sosial Penangan Konflik untuk Kabupaten Buton sebesar Rp2,2 Miliar. Bantuan tersebut terdiri dari Logistik Tanggap Darurat, Santunan Ahli Waris Korban Meninggal, Bantuan Keserasian Sosial, Bantuan Kearifan lokal, Bantuan Bahan Bangunan Rumah, dan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong rekonsiliasi pasca konflik sosial agar tidak terulang kembali. "Kita juga harus memberikan perhatian serius untuk peristiwa di Kabupaten Buton. Pemerintah akan mencari jalan keluar agar peristiwa di Kabupaten Buton ini tidak terjadi lagi," kata Agus saat menyalurkan langsung bantuan ke Pemprov Sultra di Kendari, Selasa (11/6).
Agus menyebut Kementerian Sosial memberikan Bantuan Keserasian Lokal dan Bantuan Kearifan Lokal untuk Kabupaten Buton sebagai upaya pencegahan konflik. Dengan tujuan membangun dan memperkuat kerukunan warga sehingga tercipta harmonisasi sosial masyarakat di daerah rawan konflik.
"Salah satunya melalui penguatan kearifan lokal dengan membangun nilai-nilai budaya lokal sebagai media dalam pencegahan konflik sosial di masyarakat," katanya.
Sementara Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengungkapkan ada lima langkah yang dilakukan di Buton yakni Asesmen Kebutuhan Warga, Pengerahan personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Membuka Layanan Dapur Umum di lokasi pengungsian, Menyalurkan Bantuan, dan memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
Sementara itu seperti diketahui konflik sosial di Kabupaten Buton yang terjadi pada Rabu (5/6) dipicu lima kelompok masyarakat dari Desa Sampoabalo melakukan takbiran dengan membunyikan motor sangat keras, sehingga warga Desa Gunung Jaya tidak terima namun suasana dapat diredam aparat.
Sehari setelahnya, pada Kamis (6/6) seorang pemuda Desa Sampuabalo kembali ke Desa Gunung Jaya membunyikan motor dengan suara sangat keras. Aksi tersebut menjadi awal konflik di Buton. Akibat konflik sosial tersebut, sebanyak dua orang meninggal dunia, empat jiwa mengalami luka berat, 87 rumah di Desa Gunung Wijaya hangus terbakar, dan 1.416 jiwa mengungsi. Warga mengungsi di 11 titik pada 3 lokasi yakni Desa Laburunci, Desa Lapodi, dan Kelurahan Kombeli.