Paris, Gatra.com - Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah menolak permintaan untuk bertemu dengan pemimpin Renault, Jean-Dominique Senard yang marah atas campur tangan pemerintah pada perusahaan pembuatan mobil itu.
Dilansir Reuters, berita penolakan itu datang ketika pemegang saham Renault bertemu pada hari Rabu (12/6) untuk mendukung penunjukan pejabat baru menggantikan Carlos Ghosn, pemimpin aliansi Renault-Nissan yang digulingkan.
Berdasarkan sumber dari pemerintah dan perusahaan, Senard berupaya untuk bergabung dengan Fiat Chrysler (FCA) atas permintaan Nissan yang dibatalkan oleh Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire. Mereka gagal mencari kesepakatan dengan Macron untuk mendapatkan dukungan.
Tujuh bulan setelah Ghosn ditangkap atas tuduhan pelanggaran keuangan, Nissan menolak untuk mempelajari ikatan penuh Renault yang diusulkan oleh Senard dan berusaha untuk melemahkan cengkeraman pemegang sahamnya sebesar 43,4%.
Sebaliknya, Senard kemudian mengajukan proposal kesepakatan FCA-Renault yang dikembangkan tanpa sepengetahuan Nissan. Tetapi Ketua FCA, John Elkann menarik tawaran itu, setelah Prancis yang merupakan pemegang saham terbesar Renault, memblokir pemilihan dewan pada 5 Juni dan menuntut lebih banyak waktu untuk mengamankan dukungan Nissan.
Beberapa hari kemudian, dalam langkah berisiko yang menyebabkan kemarahan di Jepang, Senard bersumpah untuk memblokir reformasi tata kelola perusahaan yang diperkenalkan oleh Nissan, setelah skandal Ghosn mencuat. Senard memberikan pernyataan tersebut dengan pengecualian Renault mendapat lebih banyak kursi di komite dewan baru dari perusahaan Jepang tersebut.
Sumber-sumber Renault mengatakan kekesalan Senard semakin dalam ketika Le Maire, yang berusaha meredakan ketegangan di sela-sela pertemuan G20 pada akhir pekan di Jepang. Pertemuan itu secara terbuka membahas kemungkinan pemotongan 15% saham Renault Perancis atau bahkan Nissan Renault.
Senard merasa semakin dirusak oleh pernyataan mengejutkan Le Maire dan mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia berharap akan didukung oleh pemerintah. "Tidak ada pertemuan dengan Senard dalam agenda presiden," kata seorang pejabat Elysee pada hari Rabu (12/6).
Menurut pejabat Prancis, CEO Nissan, Hiroto Saikawa dan CEO Renault, Thierry Bollore yang dipromosikan pada bulan Januari lalu nyaris tidak berbicara dan sekarang dipandang sebagai pengganggu terhadap hubungan tersebut.
Posisi Saikawa juga tampak lebih rapuh, setelah dua firma penasihat investasi terkemuka merekomendasikan pemungutan suara terhadap pengangkatannya kembali pada pertemuan pemegang saham produsen mobil Jepang tersebut.
Rekomendasi tersebut dapat meningkatkan peluang keluarnya Saikawa, meskipun pemungutan suara terhadapnya tetap tidak mungkin. Berdasarkan amandemen pakta pemegang saham aliansi pada 2015, Renault diharuskan mendukung proposal dewan Nissan untuk memperbarui mandatnya.