Jakarta, Gatra.com - Franchise X-Men milik 20th Century Fox akhirnya merilis film terakhirnya yaitu X-Men: Dark Phoenix. Karakter Jean Grey yang diperankan bintang Game of Thrones, Sophie Turner menjadi pusat cerita dalam film ke-12 franchise X-Men ini.
Pada awal film diceritakan Jean Grey yang berusia 8 tahun masih mencari jati dirinya sebagai manusia dengan kemampuan “spesial” yang sangat kuat. Di tengah pergolakan emosional yang sendang melanda Jean cilik, Profesor Charles Xavier (James McAvoy) dengan kemampuan “spesial” datang dan berusaha memberikan rumah serta keluarga “baru” untuk Jean.
Selang 17 tahun kemudian, pada 1992, golongan mutan dan manusia dikisahkan telah menjalin hubungan yang harmonis. Sekali waktu, Jean dan tim X-Men mendapatkan misi dari Presiden Amerika Serikat untuk menyelamatkan astronot Amerika setelah jet mereka rusak terdampak lidah api matahari. Tak disangka, di tengah misi tersebut, Jean justru menyerap lidah api matahari itu yang membuatnya mempunyai kekuatan cukup besar, bahkan dikatakan mempunyai kekuatan yang cukup untuk merubah alam semesta. Belakangan diketahui bahwa itu bukanlah lidah api matahari, tapi kekuatan murni kosmos.
Mempunyai kekuatan yang besar, Jean dihadapkan oleh pilihan dimana dirinya harus menggunakan kekuatan tersbut untuk kejahatan atau kebaikan. Ditambah masa lalu keluarga dan pengasingan terhadap dirinya sebagai seorang mutan, membuat dia dihadapkan dengan pilihan yang sulit.
Sejak awal film, Sutradara Simon Kinberg ingin memperlihatkan konflik emosional di dalam diri Jean Grey sebagai representasi luas dari konflik mutan dan manusia di franchise X-Men, yaitu sosok spesial yang dianggap kekuatannya tidak bisa dikendalikan. Tujuan tersebut nampaknya dapat tersampaikan dengan baik. Misalnya dari scene dalam pertengahan film saat kekuatan besar Jean bahkan tidak bisa dia kontrol dan menyebabkan hal buruk terjadi di tim X-Men. Sayangnya, Jean di film ini diperlihatkan terlalu labil macam ABG.
Konflik mencuat antara para mutan sendiri. Hank McCoy (Nicholas Hault), seperti terlihat dari posternya, malah merapat ke Erik “Magneto” Lehnsherr (Michael Fassbender). Scott Summers (Tye Sheridan) dan Raven alias Mystique (Jennifer Lawrence) tak kenal lelah mengajak Jean kembali pulang dan bergabung bersama tim. Masalah makin rumit dengan kemunculan karakter Vuk (Jessica Chastain) yang ingin menggunakan kekuatan Jean sebagai perantara kebangkitan kaumnya yang berasal dari luar angkasa.
Premis awalnya sebetulnya menjanjikan, ditambah tagline “Satu Phoenix akan bangkit. Tim X-Men akan runtuh”. Namun dirasa gagal dalam representasi cerita di film tersebut. Di luar karakter Jean Grey dan Charles Xavier, karakter lainnya tidak ditonjolkan sehingga keberadaan mereka tidak banyak dihiraukan oleh penonton. Dengan kata lain, bagi penonton yang tak mengikuti installment X-Men yang berjumlah belasan itu, kemungkinan besar akan sulit memahami beberapa bagian. Kenapa Raven sangat peduli pada Jean misalnya. Atau kenapa Kurt Wagner (Kodi Smit-McPhee) saat bertarung di kereta api terlihat gelagapan di awal dan malah jadi bengis belakangan.
Sosok Vuk juga dirasa menjadi sia-sia karena tidak adanya penguatan karakter yang lebih dalam di cerita ini. Layaknya tokoh antagonis utama, seharusnya Vuk membuat audiens mempunyai rasa emosional yang lebih. Namun pendalaman karakter Vuk dirasa tidak kuat dan membuat audiens kurang peduli, bahkan hingga klimaks film yang seharusnya antagonis punya peran penting di sana.
Film X-Men: Dark Phoenix sendiri secara keseluruhan masih layak disaksikan untuk para penggemar film, khusunya film superheroes dan genre action. Meski demikian, sekali lagi terbukti, spesial efek CGI tak akan bisa menutupi skenario yang jelek. Film ini bisa disebut seri X-Men paling buruk dibanding yang lain. X-Men: Dark Phoenix menjadi akhir seri yang antiklimaks.
Franchise X-Men milik 20th Century Fox nantinya akan berpindah ke Disney dan bergabung dengan Marvel Cinematic Universe (MCU). Kelak, para karakter X-Men, termasuk Deadpool, dan Fantastic Four akan debut pada Fase Keempat MCU, setelah Fase Ketiga ditutup oleh Avengers: End Game.